Didaulat PSI Jadi Cawapres 2024, Inilah Profil Yenny Wahid

News1211 Dilihat

MEDIASI – Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang akrab disapa Yenny Wahid resmi dideklarasikan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024.

Yenni Wahid didapuk jadi bakal Cawapres berdampingan dengan Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) 2024 versi PSI.

Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie mengatakan Yenny Wahid merupakan cerminan tokoh perempuan Islam.

Yenni Wahid, lanjut PSI, juga semangat dan konsisten melanjutkan perjuangan sang ayah, Gus Dur. Sehingga, menurut PSI, pasangan Ganjar-Yenny Wahid dianggap dapat melanjutkan kepemimpinan nasional menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Lantas berikut profil serta sepak terjang Yenny Wahid, seperti dirangkum MEDIASI dari berbagai sumber:

Yenny Wahid adalah anak kedua dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau yang karib disapa Gus Dur, dan Sinta Nuriyah. Seperti halnya sang ayah, Yenny Wahid merupakan seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Ia merupakan pendiri Partai Kedaulatan Bangsa, yang kemudian melebur dengan Partai Indonesia Baru (PIB) menjadi Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB), dikutip dari Wikipedia.

Yenny juga pernah menjabat sebagai Komisaris Garuda Indonesia sejak Januari 2020 hingga mengundurkan diri pada Agustus 2021.

Yenny Wahid juga dikenal gigih memperjuangan nilai toleransi di Indonesia. Adanya hal tersebut membawa wanita kelahiran 29 Oktober 1974 ini mendapatkan penghargaan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jepang.

Yenny Wahid juga pernah menerima penghargaan dari pemerintah Jepang karena dianggap berkontribusi dalam membangun hubungan bilateral Indonesia dan Jepang.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, menilai Yenny Wahid sebagai sosok yang berkomitmen tinggi dalam mempromosikan keragaman, toleransi, perdamaian, dan demokrasi. Saat ini, Yenny dipercaya menjadi pemimpin Global Council on Faith. 

Yenny saat ini juga merupakan Direktur Wahid Institute, yakni lembaga yang membawa misi mewujudkan cita-cita intelektual Gus Dur dalam membangun pemikiran Islam moderat yang mendorong terciptanya demokrasi, multikulturalisme, dan toleransi.

Dirinya juga merupakan mantan wartawan surat kabar Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age. Perempuan kelahiran Jombang, Jawa Timur, 29 Oktober 1974 itu menamatkan pendidikan S1 di Universitas Trisakti Jakarta. Sementara, gelar master administrasi publik Yenny peroleh dari Harvard Kennedy School, Amerika Serikat.

Pada tahun 2016, ia pernah diangkat sebagai anggota staf khusus (stafsus) Presiden ke-6 RI,  Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bidang komunikasi politik, sebelum meninggalkan posisi itu setahun kemudian untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya dengan masyarakat akar rumput.

Pada tahun 2009 ia dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Young Global Leaders oleh World Economic Forum, bersama dengan orang-orang seperti Tiger Woods dan Mark Zuckenberg.