Ikon Lupit dan Slenteng Bawa Hoki Usaha Warung Lesehan Wong Jatra Tegal di Tangerang

Serba-Serbi1027 Dilihat

MEDIASI – Ketika bicara wirausaha warga Tegal, khususnya di daerah perkotaan, asumsinya kebanyakan pada Warteg (Warung Tegal). Padahal, banyak usaha warga Tegal khususnya dalam bidang kuliner juga populer dan banyak diminati menjadi makanan khas bagi warga perkotaan, sebut saja Sate Kambing Tegal, Soto Tegal, Bubur Ayam Tegal, Martabak Lebaksiu Tegal, Sambel Geprek Tegal dan sebagainya.

Usaha warung gerobak dan lesehan seperti layaknya ‘Warung Pecel Lamongan’ juga banyak menjamur di kota-kota yang dijalankan usahanya oleh warga Tegal. Salah satunya usaha Warung Lesehan Wong Jatra Tegal yang terletak dipinggiran ibukota Jakarta, tepatnya dekat Pasar tekstil Cipadu, Kota Tangerang, Banten.

Agus Farikhin, nama pemilik Warung Lesehan Wong Jatra Tegal. Ia dibantu oleh istri tercintanya, Ismawati merintis dan membangun usaha kulinernya sejak tahun 2015. Nama Wong Jatra Tegal sendiri maksudnya ‘Wong’ itu artinya ‘Orang’ dan ‘Jatra’ itu artnyai singkatan kata dari ‘Jatinegara’ yaitu nama distrik kecamatan yang ada di Kabupaten Tegal yang merupakan tanah kelahiran Agus Farikhin sendiri.

Lupit-Slenteng Jadi Maskot Usaha

Ikon Lupit dan Selenteng tidak bisa dilepaskan dari sosok unik nan nyentrik yakni Ki Enthus Susmono. Almarhum Ki Entus adalah seorang dalang dan sekaligus mantan Bupati Tegal yang menciptakan kreasi seni dengan melahirkan tokoh fiksi Lupit dan Slenteng.

Lupit dan Slenteng digambarkan sebagai personifikasi orang Tegal asli, yang bersifat jujur, sederhana, apa adanya, ceplas-ceplos dalam berbicara, namun kukuh dalam membela nilai-nilai kebenaran.

Sebagai Pedalang karir Ki Entus memang cukup gilang gemilang. Reputasinya didengar oleh kalangan Internasional. Lewat lakon wayang golek ciptaannya: Lupit dan Slenteng, Enthus berhasil mendobrak dan keluar dari pakem. Ketika terpilih dan menjabat sebagai Bupati Tegal, Lupit dan Slenteng pun dijadikan maskot Kabupaten Tegal.

Terinspirasi dan wujud kecintaan pada budaya lokal Tegalan, GusFar, nama panggilan akrab Agus Farikhin, akhirnya menjadikan maskot Lupit dan Slenteng ini menjadi Ikon brand usaha kuliner ayam penyet-nya. Setelah sebelumnya tentu sudah minta ijin restu pada si empunya maskot yaitu Ki Entus Susmono. Almarhum Ki Entus memang dikenal egaliter pada masyarakat Tegal yang dipimpinnya saat itu. Ketika GusFar minta ijin pemakaian logo Maskot Lupit-Selentengpun cukup komunikasi daring via telpon dengan Ki Entus dan dia pun mengijinkannya.

Ikonik Lupit dan Selenteng ternyata benar-benar membawa hoki bagi usaha kuliner GusFar, tidak menunggu lama usaha yang dijalankannya pun jadi viral cukup terkenal, tentu juga karena olahan masakan Kulinernya pun karena enak dan khas serta cocok dilidah para pencinta makanan olahan ayam dan sambal uniknya.

Hingga saat ini usaha yang dijalankan hampir 7 tahunan ini masih eksis bertahan di tengah gempuran persaingan usaha yang begitu ketat. Walau pun banyak bermunculan usaha kuliner yang meniru usaha yang dijalankan GusFar, namun sebagian besar pelanggannya tak menggoyahkan untuk berpindah ke lainnya. Walau pun pernah mengalami penurunan omset, itu lebih karena faktor dampak pandemi Covid-19 yang memang berdampak pada semua lini usaha.

Hasil jerih payah Gusfar dalam membangun usaha kuliner ayam penyetnya terbayarkan, saat ini mantan aktivis pendidikan dan keagamaan di kampungnya Tamansari, Gusfar termasuk dan dikenal Pengusaha muda yang berhasil serta sukses. Setidaknya, ia sekarang mampu membangun rumah gedung yang ditempati orangtuanya dan memiliki kendaraan mobil pribadi baru. Setiap Idul Adha pun, ia selalu berkurban untuk lingkungannya serta sering berderma membantu beberapa lembaga keagamaan seperti masjid, pesantren, yayasan sosial dan pendidikan Islam lainnya.

Semoga Usahanya Sukses, Lancar Jaya selalu Gus Far… Aamien