Intelektual

Serba-Serbi209 Dilihat

MEDIASI – Sang Celurit emas, Zawawi Imron dalam kongres kebudayaan 2018, membacakan sebuah sajak pendek berjudul telur.

Telur

Dubur ayam yang; mengeluarkan telur
Lebih mulia daripada mulut intelektual yang menjanjikan telur.

Zawawi Imron, melalui sajaknya, mengkritik tajam para intelektual yang menghamba pada kekuasaan. Intelektual model ini, dalam’ buku
Representation of Intelectual, oleh Edward Said disebut Intelektual profesional, yakni intelektual yang’bekerja untuk membantu Mela:ggengkan kekuasaan dan membungkam kebenaran. Mulut intelektual profesional setali tiga uang dengan mulut politisi yang menjanjikan membangun jem’batan, padahal tidak ada sungai.

Selain itu, Intelektual profesional juga diidentifikasi Oleh Said sebagai orang yang menggunakan ilmu yang ditekuni untuk mengejar kepentingan diri sendiri, mengejar kedudukan, prestise, dan segala kemewahan kelas intelektual, yang menjauh dari masalah kerakyatan.

Di sisi lain, ada model intelektual lain, intelektual amatir atau dalam bahasa Kuntowijoyo disebut Intelektual profetik, intelektual yang menyalakan obor harapan, menjadi penunjuk jalan bagi bangsa yang kehilangan arah. Ia tunduk pada kebenaran, bukan kekuasaan.

Intelektual Profetik ada pada diri Lao Tze yang mengajarkan Wu Wei, Konfusius yang mengembara mengajarkan moralitas, Buddha yang mengajarkan untuk pulang ke rumah diri, Yesus yang mengajarkan Kasih, atau Muhammad yang mengajarkan Etika.

Intelektual profetik adalah mereka yang menapak-tilasi jejak para nabi dan orang-orang suci. Ia mungkin tidak punya gelar akademik, tapi punya hati nurani.

Mindfulness
Oleh : Haris El Mahdi (Penggerak GUSDURian Batu)