Kampanyekan Bahaya Narkotika, Kesbangpol Jateng Dorong Pembentukan Relawan dan Pesantren Bersinar di Ponpes Babussalam Pemalang

Nusantara1419 Dilihat

MEDIASI – Darurat penyalahgunaan narkotika semakin meresahkan. Bahkan peredaran gelap narkoba semakin memprihatinkan karena hampir semua usia mengenal narkoba. Karena itu, dibutuhkan penanganan secara menyeluruh oleh seluruh elemen bangsa.

Saat ini, peredaran narkoba telah merambat ke berbagai sektor, tidak hanya kalangan atas, tetapi juga kalangan bawah. Tidak hanya di kalangan dunia hiburan, instansi pemerintahan, instansi pertahanan dan penegak hukum saja, narkoba bahkan sudah menyerang ke lembaga-lembaga pendidikan.

Hadir sebagai pembicara dalam Pembentukan Relawan Anti Narkotika di lingkungan kelompok masyarakat oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Propinsi Jawa Tengah dan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI) Jawa Tengah menyampaikan petingnya pendidikan karakter dan penguatan ketakwaan di lingkungan pondok pesantren, sebagai upaya antisipasi peredaran narkoba di lingkungan lembaga pendidikan keagamaan, Selasa (18/4).

Dukung upaya Badan Kesbangpol Jawa Tengah dalam program pondok pesantren Bersinar (Bersih dari Narkotika), Pemerintah Propinsi Jawa Tengah berupaya memberdayakam Dai Milenial dan Pengasuh Pesantren atau Kiai dalam mengedukasi para santri agar memiliki ketahanan terhadap godaan penyalahgunaan narkotika. 

“Maka perlu adanya peran aktif dari warga pesantren untuk menjaga kepercayaan masyarakat yang telah menitipkan putra putrinya di pondok pesantren. Lingkungan internal yang kondusif belum tentu membuat ponpes aman dari peredaran gelap narkoba, perlu diwaspadai juga lingkungan sekitar ponpes yang memiliki pengaruh cukup kuat,” kata Frigit Nurcipto mewakili Kepala Dinas Badan Kesbangpol Jateng.

Di hadapan peserta dari perwakilan Komunitas santri, pelajar dan organisasi kepemudaan, Pesantren Babussalam Nurul Iman Sikasur Pemalang dinobatkan sebagai pesantren bersinar.

Dengan mendorong adanya Pesantren Bersinar maka Kesbangpol Jateng pun berharap terbentuknya pesantren mandiri yang memiliki keleluasaan mengembangkan SDM dan membuka diri dalam menerima pengetahuan tentang bahaya narkotika.

“Yang terpenting dalam upaya pemberantasan narkoba di lingkungan pondok pesantren ini adalah keterbukaan ponpes untuk menerima segala informasi bahaya penggunaan, modus peredaran dan cara penyelundupan yang semakin inovatif,” lanjut Frigit.

Pada kesempatan acara tersebut, tercetus komitmen bersama agar pesantren sebagai basis pendidikan yang menanamkan nilai-nilai moral perlu mendapat perhatian dan edukasi terkait bahaya Narkotika. 

“Pendidikan pesantren harus menjadi benteng dari serangan penyalahgunaan narkotika,” tegas Frigit.

Sementara itu Ketua PW FKDMI Jawa Tengah dan juga Pengasuh Pesantren Babussalam Nurul Iman, Abdul Azis Nurizun, mengatakan bahwa perlu peningkatan supermasi hukum bagi penyalahgunaan Narkotika. Ia mengingatkan pentingnya peninjauan penegakan hukum terkait Narkotika ini. Mengingat hukuman yang diterapkan selama ini belum membuat jera para pelaku, bahkan kasus narkoba terus meningkat setiap tahunnya.

“Hal ini merupakan PR serta tanggung jawab kita bersama dalam memberantas narkoba demi menyelamatkan generasi bangsa, untuk Indonesia yang lebih baik di masa mendatang. Maka perlunya dunia pesantren berkontribusi untuk bersama memerangi kejahatan narkotika,” tuturnya.