Kyai Ansor Mangli, Hingga Akhir Hayatnya Mahabbah Alim Ulama dan Tholabul Ilmi

Ensiklopedi1254 Dilihat

MEDIASI – Desa Mangli Kecamatan Randudongkal Pemalang, termasuk desa yang hirroh atau semangat kegiatan keagamaannya cukup dinamis. Hal ini terbukti dari banyaknya tempat-tempat syiar Islam seperti masjid dan lembaga pendidikan serta organisasi keagamaannya yang berjalan aktif dan dinamis.

Berkembangnya suasana keagamaan dan tradisi budaya keislaman serta keilmuan di desa Mangli tidak lepas dari jasa-jasa para ulama terdahulu yang hidup dan berjuang di desa tersebut. Selain Kyai Sarma atau Kyai Samuji dan Kyai Abdul Karim, ada lagi ulama yang disegani dan mempunyai peran besar dalam syiar syariat Islam di Desa Mangli, yakni Kyai Ansor.

Kyai Ansor lahir di Mangli sekitar tahun 1911, putra dari bapak Tamar. Beliau dikenal sebagai salah satu kyai yang sepanjang hayatnya dihabiskan untuk membimbing masyarakat Mangli dalam mengenal tuntunan syariat Islam. Beliau dengan tekun menggelar majelis ilmu di mushola Baitul Mustofa yang terletak disamping barat rumahnya.

Selain sabar dan telaten mengajarkan ilmu keagamaan, beliau juga seorang pesuluk sejati dan pengamal tasawuf. Beliau penganut Thoriqoh Naqsabandiyah Kholidiyah yang baiatnya pada Kyai Miad Ali Petarukan, mursyid yang mengampu salah satu thoriqoh mu’tabaroh di Kabupaten Pemalang.

Walau pun penganut Thoriqoh Naqsabandi Kholidiyah, beliau juga dikenal dekat dan sering berkunjung ke Mursyid Thoriqoh lain, diantaranya dengan Mursyid Thoriqoh Syatoriyyah yakni Kyai Syahmarie Syarif Karangtengah. Bahkan, anaknya pun ada yang dipondokkan di pesantren Karangtengah.

Menurut salah satu muridnya, Mbah KH Nur Yasin, mengatakan bahwa Kyai Ansor adalah seorang yang mahabbah (pecinta) pada para alim ulama dan ilmu agama. Beliau dikatakan sering berkunjung kepada para kyai-kyai sepuh di kitaran Pemalang hingga Tegal dan wiliayah lainnya.

Mbah Kyai Nur Yasin sendiri merupakan salah satu santri utamanya Kyai Ansor yang sering diajak untuk bertandang silaturahim ke para ulama-ulama tersebut. Beliau juga walau pun sudah punya majelis ilmu sendiri, namun masih rajin mengaji pada ulama lain dan mendatangi majelis-majelis ilmunya.

Majelis ilmu yang sering dihadiri Kyai Ansor diantaranya Majelis KH Abdul Jamil dan KH Tosim Pemalang. Beliau juga semasa hidupnya sering datang silaturahim dan mengaji pada Mbah Nur Walangsanga serta dikenal dekat dengan beliau.

Selain itu, Kyai Ansor juga dikenal sebagai pribadi yang sangat jujur dan hati-hati (wirai) serta memegang teguh amanah yang diembannya, walau pun dalam hal-hal yang terlihat sepele atau ringan. Beliau juga dikenal suka menjahit pakaian dan membuat kerajinan seni wayang.

Mbah Kyai Ansor wafat pada tahun 2005 dalam usia yang cukup sepuh yakni umur 95 tahun. Beliau di makamkan di makbaroh umum ‘Makam Dawa’, di mana di situ juga dikebumikan tokoh-tokoh ulama Mangli mulai dari Syeikh Bayu Anom, Kyai Sarma, dan Kyai Abdul Karim serta ulama lainnya. Wallahu’alam

LahuAl Fatihah

Oleh : Abdul Azis Nurizun (Founder PP Babussalam Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman dan Ketua PW FKDMI Jawa Tengah)