Menteri LH Soroti Masih Banyaknya Daerah yang Belum Memahami Teknologi Pengelolaan Sampah

News367 Dilihat

MEDIASI – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol mengingatkan penggunaan teknologi untuk menyelesaikan isu sampah perlu pendalaman agar tidak menimbulkan isu baru seperti gas buang dari insinerator tidak sesuai kapasitas.

“Ini 514 kabupaten/kota sangat beragam kompleksitas dari penanganan sampahnya. Tidak semua metodologi, tidak semua teknologi bisa kita gunakan rata di seluruh tanah air,” kata Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif dalam peresmian Waste Crisis Center di Jakarta, Kamis.

Secara khusus dia menyoroti masih banyak yang belum memahami teknologi yang bisa digunakan untuk menekan timbulan sampah, termasuk yang aman digunakan bagi lingkungan dan manusia.

Dia kemudian memberikan contoh bagaimana ada rencana menggunakan insinerator yang tidak memiliki teknologi yang tepat untuk mengurangi sampah, sebagai bagian dari upaya pengelolaan sampah.

Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol mengingatkan penggunaan teknologi untuk menyelesaikan isu sampah perlu pendalaman agar tidak menimbulkan isu baru seperti gas buang dari insinerator tidak sesuai kapasitas.

“Ini 514 kabupaten/kota sangat beragam kompleksitas dari penanganan sampahnya. Tidak semua metodologi, tidak semua teknologi bisa kita gunakan rata di seluruh tanah air,” kata Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif dalam peresmian Waste Crisis Center di Jakarta, Kamis.

Secara khusus dia menyoroti masih banyak yang belum memahami teknologi yang bisa digunakan untuk menekan timbulan sampah, termasuk yang aman digunakan bagi lingkungan dan manusia.

Dia kemudian memberikan contoh bagaimana ada rencana menggunakan insinerator yang tidak memiliki teknologi yang tepat untuk mengurangi sampah, sebagai bagian dari upaya pengelolaan sampah.

Masyarakat juga dapat melaporkan kepada KLH/BPLH melalui fasilitas tersebut terkait praktik pengelolaan sampah termasuk keberadaan TPA ilegal.

“Bila mana ada permasalahan sampah, sekecil apapun, seberat apapun, sebesar apapun, tolong kiranya dikomunikasikan dengan Waste Crisis Center untuk kemudian dicarikan pemecahannya,” katanya.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada 2024 dihasilkan 34,27 juta ton dari yang dilaporkan 319 kabupaten/kota. Capaian pengurangan sampah sendiri baru berada di kisaran 1,14 persen atau sekitar 390.278 ton dan terdapat 14,46 juta ton sampah berhasil terkelola. Sampah tidak terkelola yang dapat bocor ke lingkungan diperkirakan mencapai 19,8 juta ton.