Rangkaian Peringatan Haul Gus Dur ke 13 Jaringan GUSDURian Pemalang dan Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman Ditutup dengan SEJUK

Nusantara983 Dilihat

MEDIASI – Haul Gus Dur ke-13 yang diselenggarakan Jaringan GUSDURian Pemalang bekerjasama dengan Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman ditutup dengan SEJUK yakni kegiatan Sedekah Jum’at Kliwon berupa acara Pembacaan Maulid Nabi SAW dan doa bersama serta kegiatan Santun Anak Yatim Piatu.

Setelah sebelumnya komunitas GUSDURian Pemalang dan Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman sukses melaksanakan serangkaian acara sepanjang Desember 2022 hingga akhir Januari 2023, mulai dari Santunan Anak Yatim Piatu dan program pembagian bibit di beberapa komunitas dan pesantren hingga tour diskusi dan sowan pada para tokoh masyarakat dan ulama yang ada di wilayah Kabupaten Pemalang.

Acara Penutupan Haul Gus Dur Ketigabelas berbarengan juga dengan peringatan 1 Abad NU yang dilaksanakan di POJOK GUSDURian Pemalang Komplek Pondok Pesantren BABUSSALAM Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman Karangmulya Sikasur, pada Jumat Kliwon, (3/2/2023).

Kegiatan itu dimulai dengan Pembacaan Maulid bersama santri Ponpes Babussalam dan SMK NU 01 belik serta semua peserta yang hadir, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan istighosah Tahlil yang dipimpin pengasuh pesantren sekaligus koordinator GUSDURian Pemalang dan ditutup Doa oleh Gus Subhan Sarinto (Putra almaghfurlah Kiai Ahmad Sarinto Pemalang).

Di antara beberapa Penggerak Senior yang yang hadir pada acara tersebut yakni Darul Mustofa dan Jajuli serta Aktivis lingkungan dari UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan. Sebagai salah satu aktivis sosial, Kang Afif sapaannya, menyampaikan berbagai testimoni.

Bagi Kang Afif, Gus Dur merupakan sosok yang sangat bisa membaca fenomena permasalahan yang terjadi di Indonesia, seperti keragaman etnis, budaya, latar sosial, dan agama. Gus Dur adalah sosok yang pluralis dengan pelbagai sikap yang sudah diketahui bersama.

“Menurut Gus Dur, jika beragama dilaksanakan dengan baik, maka agama akan memberikan kekuatan besar sekaligus menjadi solusi dalam melihat masalah-masalah sosial seperti perbedaan agama, budaya, dan etnis,” jelas kang Afif.

Menurutnya, kehadiran Gus Dur dalam memaknai pluralisme tidak sekadar melalui pengertian buku, KBBI atau sejenisnya. Gus Dur memahami pluralisme lebih dari itu.

Dengan kondisi demikian, maka kehadiran GUSDURian harus membuka diri untuk memberikan kontribusi yang lebih luas.

“Kondisi yang terus semakin tak menentu dan masalah perpecahan karena perbedaan yang tidak akan pernah selesai, GUSDURian harus bisa membuka diri untuk memberikan kontribusi yang lebih luas. Terus bekerja untuk isu-isu kemanusiaan dengan pelbagai agenda yang sudah dirasakan manfaatnya,” ujarnya.

Acara Haul Gus Dur Ketigabelas dan Peringatan 1 Abad NU ditutup dengan Santunan Berbagi program SEJUK (sedekah Jum’at Kliwon) pada anak-anak Yatim Piatu yang memang dilaksanakan rutin setiap bulan di Pondok Pesantren Babussalam Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman dan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai pertanda syukur atas lancar dan suksesnya rangkaian acara Peringatan Haul Gus Dur serta hurmat bulan Rajab yang penuh keberkahan.