MEDIASI – Anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah Sofwan Sumadi menyebutkan di Jawa Tengah tidak ada generasi petani millenial seperti yang digaungkan pemerintah.
Pernyataan tersebut disampaikan politisi dari PAN pada acara ‘Rembug Membangun Dunia Peternakan dan Kesehatan Hewan yang Tangguh dan Mandiri” yang dilaksanakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Jawa Tengah di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, Selasa (22/11/2022).
Menurut Sofwan ada beberapa hal yang membuat itu terjadi.
Ia mengatakan millenial tidak mau jadi petani karena untuk mencari bahan utamanya yakni pupuk susah. Di sisi lain, harga hasil produksinya pun terus menurun.
“Tidak ada millenial yang mau jadi petani. saya sudah keliling seluruh Jawa Tengah, tidak menemukan petani milenial itu. Karena jadi petani saat ini payah nyari pupuknya, harga produksinya juga turun. Sawah sekarang sudah di kavling-kavling untuk perumahan” tegas Sofwan.
Karena itu, ia berharap mendukung kebutuhan petani, termasuk peternak juga, agar para millenial generasi muda ini mau bertani. “Kita harus dorong modalnya, kita dorong pemasarannya. Kita dorong supaya generasi ke depan untuk mau jadi petani-peternak,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sofwan mengungkapkan harus ada solusi konkrit dari pemerintah agar semakin banyak millenial yang mau menjadi petani dan peternak. Dorongan itu bisa berupa modal, fasilitas, hingga edukasi yang dapat memudahkan para petani-peternak.
“Sebagai negara agraris, sawah sekarang semakin mengikis jadi beton-beton dibangun rumah. jangan salahkan petani jika mereka menjual sawahnya karena jadi petani terus merugi,” imbuhnya.
Terkait peternakan pun, petani harapannya perlu melakukan inovasi. Sofwan mencontohkan seperti Peternak Domba Jingkrak, dimana pengelolanya bisa memanfaatkan flatform digital guna mempromosikan usaha ternaknya. Dari kontens ternaknya, ia menyebutkan peternak Domba Jingkrak bisa meraup penghasilan 400 juta dari konten ternak yang dipublikasikan melalui chanel youtube.
