Tolak Kenaikan Harga BBM, DPD RI Jateng : Membuat Ketidakadilan dan Kemiskinan Struktural Petani

News1944 Dilihat

MEDIASI – Anggota DPD RI, Dr Abdul Kholik, menolak kenaikan harga BBM karena memberatkan beban hidup masyarakat kecil, terutama kalangan petani.

Karena secara faktual terutama kalangan para petani, adanya kenaikkan harga BBM membuat mimpinya mereka untuk hidup sejahtera kini semakin kandas.

”Padahal saat ini petani baru saja merasa sedikit lega karena harga gabah di atas Rp 500 ribu per kuintal. Meskipun hasil panen padi sekarang ini cenderung turun karena ada serangan hama wereng, namun adanya harga yang cukup baik membuat mereka sedikit berbahagia. Tapi tiba-tiba BBM harganya naik, maka mimpi mereka akan bisa sedikit bernapas lega langsung sirna. Mereka kini hadapi beban kenaikan harga barang kebutuhan sehari-hari. Rasa memang jadi petani di negeri ini tidak boleh berbahagia meski hanya sedikit,” kata Kholik via komunikasi daring, Kamis (8/9/2022).

Menurut Senator Jawa Tengah ini, kenyataannya kompensasi yang akan diberikan pemerintah sepertinya tidak ditujukan kepada petani yang selama ini hidup sengsara. Kompensasi tersebut hanya diberikan kepada para pekerja di bidang transportasi dan buruh atau karyawan yang ada di perkotaan. Padahal kalau batas penerima kompensasi BLT yang sebesar Rp 3,5 juta, maka banyak sekali petani yang seharusnya menerima.

”Ini jelas ketidakadilan. Apa boleh buat petani memang harus terus mengalami nasib yang sulit. Itulah mengapa petani terus mengalami kemiskinan secara struktural akibat kebijakan pemerintah yang tidak pernah memihaknya,” ungkapnya.

Kholik bahkan mengkhawatirkan kenaikkan BBM kali ini mengakibatkan harga Pertalite justru lebih mahal dan sulit dicari. Di beberapa wilayah perdesaan di Jawa Tengah bagian selatan, harga eceran pertalite justru mencapai Rp 12.00 -13.00 per liter. Ini disebabkan tidak semua POM Bensin yang ada tidak menyediakan Pertalite.

”Alasannya BBM pertalite terbatas atau ketika ditanya stok tidak ada, petugas POM Bensin lazimnya mengatakan pertalite masih dalam perjalanan” katanya.