Wamenag : Jaga Marwah Pesantren Sebagai Kiblat Pendidikan di Indonesia

Nusantara3776 Dilihat

MEDIASI – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi mengemukakan bahwa reputasi pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah banyak berkontribusi sejak perjuangan kemerdekaan bangsa hingga sekarang.

Sehingga adanya kasus amoral oleh segilintir orang pesantren membuat Wamenag prihatin.

Menurut Wamenag, pesantren telah melahirkan generasi yang siap berkiprah di berbagai medan. Pesantren juga menjadi role model integrasi pendidikan agama dan ilmu pengetahuan umum.

“Peran strategis pesantren tentu harus terus kita jaga, termasuk dari hal-hal yang mencoreng citra pesantren. Beberapa waktu terakhir kita menyaksikan pemberitaan tentang perilaku amoral oknum pesantren. Tindakan amoral tersebut sangat menggangu reputasi pesantren,” kata Wamenag saat memberikan sambutan pada Workshop Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan dan Pelecehan Seksual pada Pondok Pesantren di Jakarta, beberapa waktu lalu (31/8) seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Agama RI (Kemenag).

“Kita semua berkepentingan untuk menjaga marwah pesantren sebagai kiblat pendidikan di Indonesia,” lanjut Wamenag.

Wamenag lebıh lanjut mengungkapkan, Kementeriannya telah mengambil langkah-langkah preventif agar kejadian serupa tak terulang. Namun, langkah Kemenag juga membutuhkan dukungan masyarakat. “Partisipasi publik dalam mengawal kebijakan kami, menjadi poin penting tercapainya tujuan penguatan pesantren,” tegas Wamenag.

Ia pun mengapresiasi insiatif MUI menggelar Workshop Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan dan Pelecehan Seksual pada Pondok Pesantren. Hal itu sejalan dengan upaya preventif yang juga sedang disiapkan Kementerian Agama.

Ditegaskan Wamenag, MUI adalah mitra pemerintah dalam membangun akhlak bangsa. Ada banyak hal yang telah, sedang, dan terus dikerjakan bersama oleh Kemenag dan MUI dalam upaya penguatan pendidikan Islam, khususnya pesantren.

Wamenag menegaskan kemajuan bangsa dan perubahan masyarakat di era digital, harus selalu dikawal dengan nilai-nilai agama dan akhlak mulia. Pembangunan bangsa dan negara bukan sekadar untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju, tetapi sebagai bangsa yang beragama tujuan paling akhir ialah mencapai ridha Allah.

“Kami berterima kasih atas konsistensi MUI dalam mengawal dan bersinergi membangun dan mendidik generasi masa depan,” katanya.

“Kami juga mengajak MUI untuk terus menyuarakan pesan-pesan agama yang sejuk dan bernas di ruang publik dan kepada para pengambil kebijakan,” sambungnya.

Workshop yang dihadiri Wamenag diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selain dirinya, hadir juga Ketua Dewan Pimpinan MUI, Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI, dan para Pimpinan Ormas Islam.