Tolak Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa PMII Geruduk Kantor DPRD dan Pemprov Jateng

News2095 Dilihat

MEDIASI – Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi ke jalan dan meggeruduk kantor DPRD dan Kantor Pemerintah Propinsi Jawa Tengah (Jateng) guna penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Peserta demonstrasi mahasiswa PMII dari berbagai kampus ini menggelar aksi secara tertib, beberapa kalangan dewan pun langsung menemui mahasiswa dengan menaiki mobil pengeras suara. Mereka pun mendukung apa yang diperjuangkan gerakan mahasiswa, menolak kenaikan harga BBM.

Koordinator Aksi PMII, Moch.Soni Saifurridzal menilai aksi aspirasi penolakan kenaikan harga BBM tersebut perlu dilakukan. Karena, kenaikannya sangat berpengaruh ke semua sektor terutama harga barang kebutuhan pokok. 

“Kami menyuarakan pendapat, dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi, akan berimbas semua sektor, terutama harga bahan pokok akan terus melonjak sehingga masyarakat miskin akan sulit menjangkau. Maka, kami menyuarakan aksi agar kenaikan harga BBM bisa segera dihentikan,” tegas Soni seperti dilansir laman resmi DPRD Jateng, Rabu (7/9/2022).

Sementara itu, Anggota legislatif dan eksekutif yang menemui aksi mahasiswa yakni anggota Komisi E Joko Haryianto dan Komisi C Riyono serta Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng Sumarno, menemui langsung para mahasiswa di depan halaman Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Selasa(6/9).

Politisi Partai Demokrat, Joko Hariyanto, memberikan apresiasinya atas sikap kritis dan penyampaian aspirasi secara tertib dan lugas. Mengenai protes penolakan kenaikan harga BBM, aspirasi mahasiswa akan diteruskan ke pusat.

“Kami sangat apresiasi dengan sifat kritis mahasiswa dalam mengutarakan pendapatnya, yang disampaikan secara tertib dan tetap menyampaikan poin secara terperinci. Terkait dengan kenaikan harga BBM, sudah menjadi ranah kewenangan pusat, namun kami tetap akan menyampaikan aspirasi kepada pemerintah pusat,” kata Hariyanto.

Senada dengan Hariyanto, Sumarno pun mengatakan aspirasi  yang disampaikan mahasiswa PMII akan diteruskan ke pusat. “Adanya aspirasi itu menjadi bentuk kritis masyarakat terutama mahasiswa terhadap semua program pembangunan pemerintah. Dengan penyampaian secara baik dan tertib, mendapatkan apresiasi secara luas dan kami terus menyampaikan kritis kebijakan kenaikan harga BBM ke pusat,” ungkap Sumarno