Cantiknya Panorama Pemalang Tak Semulus Infrastuktur Jalannya

Ensiklopedi1288 Dilihat

MEDIASI – Momen libur jelang tahun ajaran baru tentu menjadi slot waktu yang berguna bagi para orang tua berkumpul bersama anak-anak untuk mengisi energi kehangatan yang makin merekatkan temali kekeluargaan. Pilihan tempat liburan pun beragam. Ada yang di pusat perbelanjaan, water boom, area bermain dan lain-lain.

Saya termasuk yang memilih lokasi yang memiliki pemandangan alam hutan dan pegunungan. Kebetulan tempat yang saya pernah singgahi dan mengundang decak kagum adalah daerah Pemalang bagian selatan. Lanskap hutan, perbukitan, kaki gunung, sejumlah sumber air, dan juga curug (air terjun) terdapat di daerah Pemalang bagian selatan, di antaranya daerah Kecamatan Watukumpul, Kecamatan Belik, dan Kecamatan Pulosari.

Saya dan dua anak saya memilih moda kendaraan sepeda motor. Tujuan pertama saya adalah desa Bulakan, Kecamatan Belik, tepatnya di tempat bersejarah Candi Batur. Di lokasi ini masyarakat yang berkunjung umumnya tak memilih mengunjungi Candi, melainkan memberi makan pada kumpulan kera/monyet kecil yang kerap turun ke jalan menghampiri warga pengunjung untuk meminta makanan.

Kedua anak saya sangat antusias memberi makan kera-kera tersebut. Saya pun tak luput dari rasa gembira. Melihat antusiasme anak-anak yang semangat membuat hati saya semakin lapang dan senang. Senyum dan ketawa mereka sungguh-sungguh obat mujarab kekusutan hari-hari yang disibuki rutinitas pekerjaan.

Area Candi Batur merupakan wilayah yang secara administratif dimiliki oleh desa Bulakan, Kecamatan Belik. Semoga tempat ini tetap Lestari sampai kapan pun. Dari sekadar obrolan tak sengaja, sebenarnya ada katidaknyamanan warga setempat atas keberadaan kera-kera itu yang tak jarang merusak tanaman atau bangunan. Tentu tak semua, hanya satu atau dua yang merasa begitu. Tapi ini bisa menjadi bom waktu bila tak segera dicarikan solusi. Kelestarian alam bisa rusak akibat konflik warga dan hewan penghuni habitat hutan kampung itu. Semoga saja tidak.

Sasaran kunjungan berikutnya adalah curug Sibedil, letaknya di desa Sima, Kecamatan Moga. Curug kecil yang airnya sejuk ini menawarkan pemandangan yang sungguh eksotik. Dikelilingi dinding-dinding batu yang ditumbuhi tanaman rambat, menambah suasana yang bisa meredam lelah dan penat.

Curug Sibedil dikelola oleh pemerintah desa melalui BUMDes. Tiket masuk yang murah meriah dengan sajian pemandangan yang hijau alami membuat pengunjung tak rugi waktu atau kocek. Tempat ini cocok untuk menenangkan jiwa. Kita bisa bermeditasi di sekitar area ini atau kita bisa mandi sepuasnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah, jika kita tak pandai berenang sebaiknya tak mencoba masuk ke pusat air terjun mengucur. Wah, benar-benar pengalaman yang mengesankan.

Perjalanan saya dan anak-anak harus jeda dulu karena hari menuju malam. Saya menginap di Moga. Angin malam yang semilir sejuk mengantarkan kami pada peraduan mimpi yang indah.

Esok pagi rupanya kami dilimpahi berkah yang luar biasa. Cuaca yang cerah terang menyibakkan langit biru muda yang bersih tanpa gumpalan awan. Kami bergegas menuju desa Celekatakan, Kecamatan Pulosari. Tujuan kami adalah perbukitan yang dijadikan area wisata yang juga dikelola oleh desa, yaitu Igir Kandang.

Bukit Igir Kandang merupakan spot apik untuk memandang sosok gunung Slamet yang gagah. Jika hendak mengabadikan lewat foto atau video, lokasi ini sungguh mengagumkan. Sejauh mata memandang rona hijau kebiruan menyegarkan mata, udara bersih nan sejuk menguarkan aroma alam yang murni. Sungguh-sungguh tempat menyenangkan. Anak-anak saya terlihat sangat menikmati nuansa indah ini. Senyum bahagianya seindah wajah Kota Pemalang yang cantik.

Hanya saja, kesenangan kami tak selalu bersanding kemulusan dalam perjalanan. Infrastruktur jalan dari Moga menuju Pulosari dan Belik penuh lubang dan rekahan aspal benar-benar sangat mengganggu. Anak saya yang masih usia SD dan TK saja berkomentar, sayang sekali jalannya rusak. Padahal tempatnya banyak yang indah.

Di tengah perjalanan arah pulang, kami sempat mampir untuk membeli oleh-oleh nanas madu khas Pemalang. Si ibu penjual nanas ini juga mengeluh, jalan utama persis di depan warungnya seperti sungai kering. Sangat buruk dan tak layak di sebut jalan raya. Saya pribadi membatin, andai ada seorang ibu hamil dan memerlukan pertolongan segera untuk di bawa ke rumah sakit atau klinik, betapa jalan seperti ini akan menyusahkan.

Si ibu pemilik warung ini sampai mengatakan, “jangan-jangan, Pemalang pernah memiliki slogan ‘ikhlas’ dipelesetkan agar kami rakyat, disuruh rela ikhlas menerima jalan yang rusak ini”. Saya tertegun, sambil mengklik di google apa yang dimaksud slogan ‘ikhlas’ itu. Rupanya kepanjangan dari Indah, Komunikatif, Hijau, Lancar, Aman, dan Sehat. 

Di atas slogan yang keren itu ternyata menyimpan kegetiran di hati si ibu penjual nanas madu. Jalan yang berlubang dan rusak ini jelas-jelas tidak aman, tidak lancar, dan tidak sehat. Dan saya baru tahu juga, sekarang slogan itu telah berganti menjadi Pemalang Aman. Semoga prasangka si ibu tadi salah, slogan yang telah berubah itu benar-benar menjadi visi bahwa Pemalang adalah kota indah yang pasti aman disinggahi oleh siapa saja. 

Harapan si ibu tentunya semoga moto Pemalang Aman benar-benar menjadi visi agar kota yang indah ini aman disinggahi oleh siapa saja. Sehingga jalan yang dilalui menuju tempat-tempat eksotik pun aman. Jangan sampai dipelesetkan bahwa rakyatnya aman-aman saja menerima nasib jalan rusak ini. 

Sebagai rakyat kecil, saya menangkap kegetiran si ibu ini. Andai jalan mulus dan pengunjung kota Pemalang banyak, jualannya akan mendatangkan cuan yang lumayan. Peran ekonomi si ibu tak boleh diremehkan, meski kecil, kegiatan ekonomi inilah yang akan mendorong hidupnya ekonomi daerah. 

Sebagai rakyat kecil pula, sang ibu jelas tak memikirkan jalan ini tanggung jawab siapa, entah pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten atau pun pemerintah desa. Yang jelas, rakyat adalah pemilik sah negeri yang elok ini. Sebagai pengunjung, yang juga tak mengerti soal pengelolaan fasilitas jalan oleh pemerintah, saya turut berdoa, semoga jualan warung si ibu lancar, pembelinya banyak, harapannya agar jalan ini dibenahi semoga terwujud. Semoga ya Bu..

Oleh : Dhof