MEDIASI – Di era digital yang serba cepat ini, belanja online telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan hanya beberapa klik, kita bisa mendapatkan brang yang kita inginkan. Kemudahan yang ditawarkan, mulai dari pilihan barang yang sangat beragam, kenyamanan berbelanja tanpa harus keluar rumah, hingga berbagai macam promo menarik.
Kemudahan ini sering kali membuat kita lupa akan Batasan anggaran. Banyak orang yang merasa bahwa belanja online adalah cara yang efesien untuk berbelanja, tetapi tanpa disadari kebiasaan ini dapat mengakibatkan pengeluaran yang berlebihan.
Salah satu faktor yang mendorong keborosan saat belanja online adalah berbagai penawaran menarik yang sulit ditolak. Diskon besar-besaran, promo gratis ongkos kirim, dan iklan yang menggoda sehingga membuat kita tertarik untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Namun, meskipun berbelanja online menawarkan banyak keuntungan, dampaknya terhadap kemampuan manajemen keuangan diri tidaklah sederhana. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan terkait dampak tersebut.
Rentan terhadap Pengeluaran Implusif
Salah satu dampak negatif utama dari berbelanja online adalah kecenderungan untuk melakukan pembelian impulsif. Dengan tampilan produk yang menarik, iklan yang terus-menerus muncul, serta kemudahan akses melalui perangkat mobile, kita seringkali membeli barang yang tidak dibutuhkan. Dengan adanya diskon besar-besaran yang sering kali membuat orang merasa harus segera memanfaatkan kesempatan tersebut.
Kesulitan dalam Memantau Pengeluaran
Berbelanja online sering kali memudahkan seseorang untuk membeli banyak barang sekaligus tanpa benar-benar menyadari jumlah total yang dikeluarkan. Dalam transaksi tradisional, konsumen dapat melihat langsung jumlah uang yang mereka keluarkan, yang memberikan gambaran langsung mengenai pengeluaran mereka.
Keuntungan dalam Mengelola Keuangan dengan Lebih Terstruktur
Di sisi lain, berbelanja online juga bisa memberikan keuntungan bagi mereka yang memiliki keterampilan manajemen keuangan yang baik. Banyak aplikasi e-commerce yang menyediakan fitur untuk memantau riwayat transaksi dan mencatat pengeluaran secara otomatis. Ini bisa membantu konsumen lebih mudah dalam mengevaluasi pola belanja mereka, mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan, serta mengelola anggaran dengan lebih terstruktur.
Peran Self-control dan Perencanaan Keuangan
Kunci utama dalam mengelola dampak belanja online terhadap keuangan pribadi terletak pada tingkat pengendalian diri dan perencanaan keuangan yang dimiliki seseorang. Dengan kemampuan untuk menetapkan anggaran bulanan, membuat daftar belanja yang jelas, serta menahan diri dari membeli barang yang tidak diperlukan dan dibutuhkan, seseorang bisa memanfaatkan keuntungan dari belanja online tanpa merugikan kondisi keuangan mereka.
Dengan demikian, memang dengan berbelanja online dapat menawarkan kemudahan dan kenyamanan, namun tanpa manajemen keuangan yang baik, dampaknya bisa sangat merugikan.
Kita harus mampu dalam mengendalikan pengeluaran, menghindari pembelian impulsif, menjadi kunci dalam mengelola keuangan pribadi dengan bijaksana. Bagi mereka yang dapat menjaga kedisiplinan dan perencanaan yang matang, berbelanja online bisa menjadi cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan yang lebih efisien. Namun, bagi mereka yang kurang memperhatikan pengelolaan keuangan, belanja online dapat menjadi ancaman bagi kestabilan finansial mereka.
Oleh : Nurlailati (Mahasiswi UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan)