MEDIASI – Di dalam kitab Tabyinul ‘Ajab bima Warada fi Syahri Rajab karya al Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dijelaskan secara khusus hadis-hadis keutamaan-keutamaan bulan Rajab.
Syeikh Ibnu Hajar merupakan pengarang dan penulis kitab Fathul Bari yakni salah satu kitab fiqih terkenal dan menjadi rujukan fikih muslim bermazhab Syafi’i. Ia wafat pada 852 H atau 1449 M dan juga merupakan ahli hadits, penjelas Shahih Bukhari yang paling otoritatif.
Secara khusus ia menerangkan hal-ihwal bulan Rajab. Ia juga dengan teliti menjelaskan mana hadits yang shahih dan yang bermasalah. Motivasinya menulis kitab tentang Bulan Rajab sebagaimana diterangkannya dalam mukadimah kitab tersebut karena banyaknya pertanyaan dan permintaan dari jamaah dan sahabat-sahabatnya agar ia kumpulkan hadits-hadits tentang bulan Rajab dan keutamaan-keutamaannya, puasa, shalat di bulan Rajab secara khusus.
Untuk menjelaskan kata Rajab dari segi isytiqaq atau akar kata, serta makna-maknanya. Syeikh Ibnu Hajar menukil perkatan Ibnu Dihyah:
قال ابن دحية: رجب. جمعه أرجاب، ورجبانات، وأرجبة
وأراجب ورجاب
Artinya, “Ibnu Dihyah berkata: ” kata rajab jamaknya adalah “arjab, rajabanat, arjabah, arajib dana rajaba“.
Syeikh Ibnu Hajar mengungkapkan banyaknya nama bulan Rajab sebagaimana ia sebutkan dalam kitabnya ini. Hal tersebut sudah cukup menjadi bukti dan penanda akan kemuliaan bulan Rajab tersebut.
Syeikh Ibnu Hajar menyembutkan paling tidak 18 nama lain dari bulan Rajab seperti dalam perkataannya sebagai berikut mau :
قال. وله ثمانية عشر اسما: الأول: رجب؛ لأنه كان يرجب في الجاهلية، أي يعظم. الثاني: الأصم؛ لأنه ما كان تسمع فيه قعقعة السلاح.الثالث: الأصب؛ لأنهم كانوا يقولون: إن الرحمة تصب فيه.الرابع: رجم – بالميم – لأن الشياطين ترجم فيه.الخامس: الشهر الحرام.السادس: الحرم، لأن حرمته قديمة.السابع: المقيم؛ لأن حرمته ثابتة.الثامن:المعلى؛ لأنه رفيع عندهم.التاسع: الفرد، وهذا اسم شرعي. العاشر: منصل الأسنة، ذكره البخاري، عن أبي رجاء العطاردي. الحادي عشر: منصل الآل، أي الجواب. وقع في شعر الأعشى.الثاني عشر: منزع الأسنة.الثالث عشر: شهر العتيرة؛ لأنهم كانوا يذبحون.الرابع عشر: المبرى. الخامس عشر: المعشعش.السادس عشر: شهر الله. هذه ستة عشر: ثم ذكر ابن دحية.السابع عشر: سمي رجبا؛ لترك القتال: يقال. أقطع لله الرواجب. الثامن عشر: سمي رجبا؛ لأنه من الرواجب. وهذان ليسا اسمين زائدين، بل هذا اختلاف في اشتقاق اسم رجب
Artinya, “Menurut Syeikh Ibnu Hajar, ia berkata: Rajab mempuyai 18 nama sebagai berikut:
- Rajab (mulia, agung), karena orang-orang di masa Jahiliah mengagungkannya.
- Al-Asham (tuli), karena di bulan ini tidak terdengar suara gemerincing senjata tajam dalam peperangan.
- Al-Assab (berlimpah), karene mereka berkata: “Sesungguhnya rahmat dilimpahkan di bulan Rajab.”
- Rajam, karena setan dirajam atau dilaknat di bulan Rajab.
- Syahruh haram (bulan yang suci).
- Al-Haram (suci) karena kesucian atau keaguang bulan Rajab telah ditetapkan dari dulu.
- Al-Muqim (yang mentap), karena kesucian bulan Rajab telah ditetapkan.
- Al-Ma’ali (yang luhur), karena bulan Rajab itu mulia atau diagungkan mereka.
- Al-Fardu (tunggal), dan ini adalah nama syar’i.
- Munshal Asinnah (kepala tombak atau mata tombak), karena mereka mencopot kepala atau mata tombak mereka. Penamaan ini disebutkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abi Raja’ Al-‘atharidi.
- Munshal Āli, yakni jawaban. Penaman ini terdapat dalam Syi’ril A’sya.
- Manza al-Asinnah, (mencabut mata tombak).
- Al-‘Atirah, (menyembelih), karena mereka menyembelih hewan.
- Al-Mabari (meruncingi).
- Al-Mu’asy’asy, (bersarang).
- Syahrullah, bulan Allah.
- Dinamakan Rajab karena orang-orang meninggalkan peperangan. Dikatakan “Aqta’a lillahi ar-rawajib” memotong sendi ujung jari karena Allah.
- Dinamakan dengan rajab karena berasal dari kata “rawajib”. Kedua nama terakhir bukan nama tambahan, melainkan karena perbedaan asal kata Rajab.” (Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, Tabyinul ‘Ajab bima Warada fi Syahri Rajab, [Madinah, Muassasah Qurthubah] halaman 21-22).