Rindu Gus Dur dan Prospek Alam Kubur

Serba-Serbi678 Dilihat

MEDIASI – Kami sedang merindu Gus Dur. Bagi siapa saja yang kenal Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid, tentu tahu dimana beliau dikubur.

Ya Gus Dur, Guru Bangsa dan Bapak Prulisme ini dikuburkan di samping pusara ayah dan datuknya KH Wahid Hasyim dan Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari di komplek Pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur.

Sejak dimakamkan hingga saat ini, para peziarah datang dari segala penjuru untuk menyambangi Gus Dur.

Bukan hanya peziarah, para pedagang pun begitu tumpah ruah membaur. Persis malam pesta giling tebu yang biasa diadakan pabrik gula sebelum masa panen sebagai rasa syukur.

Tapi ada yang berbeda, di makam Gus Dur tak ada komedi putar, tong edan atau pun mainan kereta atau sepur layaknya pasar malam yang menghibur.

Namun demikian ada satu hal yang unik di area makam Gus Dur, selain menghibur, hampir semua yang ada dikitaran makam kecipratan rizki yang mawur-mawur sehingga menjadikan warga sekitar terangkat makmur.

Saat kami perjalanan rihlah acara Temu Nasional Gusdurian dan mampir berziarah ke makam Gus Dur. Saat kami ziarah, datang di pagi buta. Kami pun menunaikan hajat pagi, sholat Subuh dan mendatangi tempat MCK (Mandi, Cuci dan Kakus). Kami pun berbincang sejenak pada seorang pengusaha toilet atau kakus atau ponten dalam istilah Jawa timur.

Pada obrolan singkat, kami pun iseng bertanya “Menurut bapak, bagaimana prospek ke depan tentang alam kubur?”

Dengan penuh percaya diri, orang yg mengaku bukan keturunan Eyang Subur itu pun bertutur;

“Begini, brur. Salah satu wisata religi yg tdk bisa diabaikan adalah ziarah kubur. Apalagi di wilayah tlatah Jawa, khususnya Jawa Timur. Makanya, ke depan penting sekali kematian para wali berikutnya demi meramaikan ekonomi alam kubur.”

Bahkan ia pun dengan penuh semangat lanjut berucap;

“Bila perlu, orang seperti Iwan Fals, Rhoma Irama, sampai Inul bisa dikubur di samping Gus Dur. Saya yakin, ekonomi kubur tak bakal luntur apalagi kendur.”

Kami pun bingung dan dalam lelah yang kurang tidur saat perjalanan jauh dari Pemalang menuju tempat akhir di Surabaya Ibukota Propinsi Jawa Timur.

Rupa-rupanya si pengusaha kakus ini sudah mulai ngawur dan ngelantur. Mungkin karena dia terlalu banyak menyiram benda kuning yang encer seperti bubur.

Semoga rejeki pengusaha toilet, para peziarah Gus Dur dan kita semua makmur-mabrur. Kami hanya datang untuk melepas rindu padamu Gus Dur… Lahu. AL FATIHAH

Oleh : Kang Izoon (Tukang Sapu di ‘Semesta Ilmu)