Senator Abdul Kholik Ajak BI Atasi Persoalan Pemerataan Pembangunan di Jateng

Nusantara1030 Dilihat

MEDIASI – Beberapa waktu lalu (13/6/2024) Senator DPD RI dari Jawa Tengah, Abdul Kholik, diskusi pertemuan dengan Bank Indonesia (BI) perwakilan Jawa Tengah guna membicarakan potensi kerjasama dalam mengatasi persoalan pemerataan pembangunan di Jawa Tengah (Jateng) yang saat ini masih timpang atau belum merata.

Salah satu terjadinya ketimpangan dalam pemerataan pembangunan di Jateng menurut Abdul Kholik karena terjadinya over populasi. Ia menyebutkan bahwa jumlah penduduk di Propinsi Jateng sudah tidak ideal lagi.

Jumlah penduduk di Jateng saat ini mencapai 37,4 juta. Jumlah penduduk di Jateng itu bahkan melebihi populasi penduduk di sejumlah negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Kamboja.

“Idealnya, suatu provinsi itu jumlah populasinya sekitar 10 juta,” kata Abdul Kholik dilansir dari laman Solopos, Selasa (25/6/2024).

Kondisi Jateng yang over populasi itu, menurut Kholik, menimbulkan sejumlah masalah. Salah satunya adalah tidak meratanya pembangunan atau terjadinya disparitas pembangunan di sejumlah wilayah di Jateng.

Menurut tokoh nasional kelahiran Cilacap ini, pertumbuhan ekonomi menjadi tertumpu pada satu kawasan, yakni wilayah Pantai Utara (Pantura) yang dekat dengan pusat pemerintahan. Sementara, kawasan lain seperti Jateng bagian selatan, kurang diperhatikan. Padahal, kawasan Jateng bagian selatan juga memiliki potensi yang menarik dan bisa dikembangkan.

“Di selatan kita punya Pelabuhan Tanjung Intan. Namun itu belum benar-benar tergarap. Seharusnya itu bisa jadi pintu masuk Jateng bagian selatan,” tegasnya.

“Skema yang kami tawarkan ini mendorong percepatan pembangunan ekonomi yang output-nya pertumbuhan ekonomi bisa lebih meningkat,” ujarnya.

Kholik pun berharap pertemuan dengan Kantor Perwakilan BI Jateng itu bisa membuat kolaborasi dengan DPD RI menjadi lebih kuat dalam mengatasi persoalan pemerataan pembangunan. Terlebih BI, merupakan lembaga negara yang salah satu tugas fungsi pokok (tupoksi) mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Oleh karenanya, Kholik pun menawarkan sejumlah skema yang diyakini mampu menjadi solusi pemerataan pembangunan dan juga percepatan perekonomian di Jateng. Salah satu skema yang ditawarkan adalah membagi pusat perekonomian di Jateng ke dalam beberapa kawasan.

Senator Abdul Kholik memaparkan gagasannya di forum perwakilan BI Jateng dengan menyebut pembagian poros perekonomian di Jateng dalam 3-5 kawasan.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng, Nita Rachmenia, menyambut baik kedatangan Senator DPD RI, Abdul Kholik, yang menawarkan konsep percepatan pembangunan Jateng.

“Terlebih lagi konsep itu bertujuan agar pembangunan ekonomi Jateng menjadi lebih baik,” kata Nita.

“Kami menyambut baik. Ini sesuatu yang perlu terus kita diskusikan. Apalagi ini tujuan akhirnya mendorong ekonomi Jateng yang lebih solid dan sustain,” lanjutnya.

Ada pun formula gagasan 3-5 poros perekonomian Jateng yang disampaikan Kholik yakni; Kawasan dengan tiga poros terbagi meliputi Banyumas Raya (Jateng selatan), Pantura, dan Soloraya. Sementara skema 4 poros meliputi Banyumas Raya, Pantura, Muria Raya dan Soloraya. Sedangkan skema 5 poros terbagi di wilayah Banyumas Raya, eks-Keresidenan Pekalongan, Semarang Raya, Muria Raya, dan Soloraya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *