Singgung Kemiskinan Berulang Kali di Pidato Perdananya sebagai Presiden RI, Prabowo : Cita-Cita Kita adalah Melihat Wong Cilik Iso Gemuyu

News291 Dilihat

MEDIASI – Presiden Republik Indonesia yang baru, Prabowo Subianto, dalam pidato pertamanya di gedung MPR RI setelah pelantikannya beberapa kali menyinggung permasalahan kemiskinan.

Pengentasan kemiskinan sendiri sudah sedari lama dicita-citakan Ketua Umum Partai Gerindra ini dari masa kampanye presiden. Prabowo menjadikan pengentasan kemiskinan sebagai salah satu dari 17 program prioritasnya. Ia menjanjikan kemiskinan akan hilang dalam lima tahun masa kepemimpinannya, atau artinya dalam tahun 2029.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah penduduk miskin per Maret 2024 di Indonesia mencapai 25,22 juta orang atau sama dengan 9,03 persen. Sedangkan garis kemiskinan yang ditetapkan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp 582.932 per kapita per bulan.

Prabowo sendiri menjadikan data kemiskinan ekstrem sebagai dasar untuk mempromosikan program kampanyenya yang lain, salah satunya makan bergizi gratis. Prabowo berulang kali menyebutkan, kemiskinan menyebabkan banyak anak atau masyarakat kekurangan gizi, sehingga program makan bergizi gratis harus dilakukan.

Dalam pidatonya setelah resmi dilantik dan disumpah sebagai Presiden. Presiden RI ke-8 ini menyebutkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia masih sangat besar. Ia mengungkapkan, rakyat Indonesia masih belum merdeka dari kemiskinan.

“Kita masih melihat sebagian saudara-saudara kita yang belum menikmati hasil kemerdekaan, terlalu banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan,” ucap Prabowo dalam pidato perdananya sebagai presiden, Ahad (20/10/2024).

Prabowo pun bercita-cita masyarakat kelas bawah atau wong cilik harus bisa sejahtera. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan masyarakat harus bisa terpenuhi. Itu semua, menurut Prabowo, sudah menjadi tanggung jawab pemimpin negara yang bekerja untuk rakyat.

 “Cita-cita kita adalah melihat wong cilik iso gemuyu. Wong cilik bisa senyum, bisa tertawa,” ucap Presiden Prabowo.

Karena itu, menurut Prabowo, pemerintah tidak boleh menutup mata terhadap permasalahan ini. Ia menegaskan, para pemimpin sudah sepatutnya bekerja sama untuk dapat mengelola kekayaan negara sebaik mungkin untuk dapat digunakan bagi kepentingan rakyat dan mengatasi kemiskinan.

“Kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta, kalau melihat sesuatu yang tidak enak memasukkan kepalanya ke dalam tanah,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *