Wacana Jateng Jadi Tiga Propinsi, Senator Dr Abdul Kholik Usul Soloraya Jadi Kawasan Aglomerasi

Nusantara1276 Dilihat

MEDIASI – Senator Dewan Perwakilan Daerah atau DPD dari Jawa Tengah, Abdul Kholik, mengatakan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) saat ini menghadapi tantangan signifikan akibat beban populasi yang besar.

Merujuk data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Jateng pada 2024 mencapai 38 juta jiwa. “Jateng itu menghadapi persoalan antara beban populasi dan rentang kendali pemerintahan. Populasinya terlalu besar dan rentang kendali terlalu luas,” ujar Kholik.

Karena itu, Kholik mengusulkan Jateng dipecah menjadi minimal tiga provinsi. Pertama, daerah utara dengan poros di Semarang. Kedua, di selatan dengan poros di Banyumas. Ketiga, daerah timur dengan poros di Solo.

Ia menilai munculnya kembali pembahasan mengenai wacana pembentukan Daerah Istimewa Surakarta atau DIS baru-baru ini menjadi momentum yang tepat untuk secara serius mengkaji pemekaran wilayah Jateng menjadi tiga provinsi tersebut.

Khusus Soloraya, Kholik menilai bisa dikembangkan sebagai satu entitas kawasan, baik berstatus provinsi baru maupun daerah istimewa. Terlepas dari statusnya setelah pemekaran wilayah Jateng, konsep Abdul Kholik untuk Soloraya adalah aglomerasi dengan Kota Solo sebagai poros, didukung kabupaten/kota penyangga seperti Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Boyolali, Sragen, dan Sukoharjo.

“Ini harus dikoneksikan dengan sebuah sistem pengembangan keunggulan baik mulai dari transportasinya, kemudian sistem pengembangan daya dukung wilayahnya,” jelas Kholik.

Lebih lanjut menurut Senator kelahiran Cilacap ini, pengembangan Soloraya sebagai provinsi akan signifikan mengangkat potensi ekonomi. Sebab dengan populasi kawasan yang mencapai 8-10 juta jiwa dan infrastruktur yang terintegrasi, mobilitas orang dan barang akan meningkat.

Hal ini bakal menciptakan kekuatan ekonomi yang saling menunjang. “Ketimbang saat ini daerah atau kabupaten kota itu bergerak sendiri-sendiri ya, tidak kolaboratif yang hasilnya daya saing maupun tingkat perputaran ekonominya jadi tidak optimal,” ungkapnya.

Mengenai bentuk pemerintahan, Kholik mengatakan hal itu bisa dibicarakan lebih lanjut dan detail. Dia lebih berfokus pada usulan pemekaran wilayah Jateng terlepas akan jadi daerah istimewa atau bukan. Hal itu agar bisa mengonsolidasikan kebijakan, pengembangan potensi, dan penanganan masalah di kawasan Soloraya secara efektif.

“Fokus usulannya adalah pemekaran untuk mengembangkan potensi sekaligus mengatasi permasalahan dan membangun konektivitas,” katanya.

Kholik mengatakan usulan pemekaran tersebut bukan soal politik namun lebih pada mengoptimalkan kerja pemerintah daerah secara efisien. Kholik berharap yang menjadi landasan usulan pemekaran adalah pertimbangan teknis, ekonomi, dan efektivitas pemerintahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *