Gelar Musda, MUI Propinsi DKI Jakarta Tekankan Perlunya Sosok Ulama yang Berwawasan Global dan Jadi Perekat Umat

News2092 Dilihat

MEDIASI – MUI Provinsi DKI Jakarta menggelar Musyawarah Daerah (Musda) selama 2 hari pada 5-6 November 2023 di Balai Kota DKI Jakarta & Grand Cempaka Resort And Convention Bogor.

Tema MUSDA yang diangkat dalam gelaran kali ini mengusung “Membumikan Musyawarah Daerah Yang Bermartabat Dan Bersyariat

Ketua MUI Propinsi DKI Jakarta, Usni Hasanudin melihat bahwa Hajat Ulama Jakarta bukan saja forum silaturahmi antar ulama tetapi merumuskan fatwa yang dapat menjawab berbagai perubahan yang cepat di Jakarta. Tantangan dan persoalan Jakarta saat ini berbeda dengan Jakarta tempo dulu.

“Jakarta ke depan akan menjadi Kota Ekonomi Global, tidak mudah bagi Ulama Jakarta tentunya untuk mengawangi Jakarta dengan nilai- nilai keislaman kalau keputusan MUSDA kali ini tidak melihat pada aspek Jakarta secara keseluruhan,” ungkap Usni.

Sebagai Dosen Ilmu Politik di FISIP UMJ, Usni menyampaikan bahwa selain rumusan kebijakan, Kepemimpinan Ulama menjadi faktor dominan dalam melaksanakan hasil kebijakan.

“Hal utama lainnya selain Ulama Yang berwawasan global, berpengalaman, mandiri dan menjadi perekat ummat. karakteristik Kebetawian juga harus diperhatikan dan menjadi kriteria utama dalam sosok Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta kali ini,” tegas Usni.

Selain itu usni juga menambahkan, perlunya sosok ulama yang mampu menjawab perubahan zaman yang terus berkembang, hal ini diperlukan karena Jakarta ke depan akan menjadi kawasan bebas maka sosok mumpuni menjadi modal utama agar dapat menjaga nilai keislaman Jakarta meskipun perubahan terjadi.

“Kriteria ini sangat penting,” ujar Usni menegaskan.

Sebagai pengampu mata kuliah Politik dan Perundangan, Usni juga menilai perlunya ulama yang berwawasan global, mapan secara keilmuan dan ekonomi dan mandiri dalam berbagai hal.

“Agar kebijakan dan keputusan ulama tidak mudah diintervensi oleh berbagai kepentingan di Jakarta yang akan berdampak pada rusaknya nilai keislaman,” demikian Usni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *