Keset Tenun ATBM, Kearifan Lokal yang Perlu Dilestarikan

Opini296 Dilihat

MEDIASI – Di tengah arus globalisasi yang semakin deras, di mana budaya-budaya asing sering kali mendominasi, keberadaan kearifan lokal seperti keset tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) menjadi semakin penting untuk diperhatikan dan dilestarikan.

Keset tenun ini bukan hanya sekadar produk kerajinan, tetapi juga merupakan representasi dari identitas budaya, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat Indonesia.

Dalam opini ini, kita akan membahas pentingnya melestarikan keset tenun ATBM sebagai bentuk kearifan lokal yang patut dijaga.

Keset tenun ATBM adalah hasil karya tangan manusia yang telah melalui proses panjang dan penuh dedikasi. Setiap helai benang yang ditenun tidak hanya menciptakan produk fisik, tetapi juga menyimpan cerita, sejarah, dan tradisi dari daerah asalnya. Proses tenun yang dilakukan secara manual mencerminkan keterampilan dan pengetahuan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Dengan melestarikan keset tenun ini, kita tidak hanya menjaga produk fisiknya, tetapi juga melindungi warisan budaya yang menjadi bagian dari identitas bangsa.
Setiap daerah di Indonesia memiliki motif dan teknik tenun yang berbeda, mencerminkan kekayaan budaya yang beragam. Misalnya, keset tenun dari daerah Bali mungkin memiliki motif yang terinspirasi oleh alam dan spiritualitas, sementara keset dari Nusa Tenggara mungkin menampilkan pola geometris yang mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Dengan melestarikan keset tenun ATBM, kita juga merayakan keberagaman budaya yang ada di Indonesia, yang merupakan salah satu aset berharga bagi bangsa ini.

Keset tenun ATBM juga memiliki nilai ekonomi yang signifikan. Produk ini dapat menjadi sumber pendapatan bagi para pengrajin, terutama di daerah pedesaan di mana kesempatan kerja sering kali terbatas.

Dengan mempromosikan dan memasarkan keset tenun ini, kita tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan para pengrajin, tetapi juga mendorong perkembangan ekonomi lokal. Ini sangat penting, mengingat banyak daerah di Indonesia yang masih bergantung pada sektor pertanian dan kerajinan sebagai sumber penghidupan.

Keberadaan keset tenun ATBM juga dapat menciptakan lapangan kerja baru. Banyak pengrajin yang mampu mempekerjakan anggota keluarga atau masyarakat sekitar untuk membantu dalam proses produksi. Hal ini tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di dalam komunitas. Dengan demikian, keset tenun ATBM bukan hanya sekadar produk, tetapi juga alat untuk pemberdayaan masyarakat.

Dalam konteks keberlanjutan, keset tenun ATBM memiliki keunggulan tersendiri. Proses produksinya yang menggunakan bahan-bahan alami dan teknik tradisional tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi jejak karbon.

Berbeda dengan produk massal yang sering kali dihasilkan melalui proses industri yang merusak lingkungan, keset tenun ATBM menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan.
Penggunaan bahan alami seperti kapas, wol, atau serat alam lainnya juga mendukung praktik pertanian yang ramah lingkungan.

Dengan memilih produk-produk yang dihasilkan secara tradisional, kita turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak negatif dari industri modern. Ini adalah langkah penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak.

Meskipun keset tenun ATBM memiliki banyak nilai positif, tantangan terbesar dalam melestarikannya adalah kurangnya apresiasi dari masyarakat. Banyak orang lebih memilih produk massal yang lebih murah dan praktis, tanpa menyadari nilai dan keunikan yang ditawarkan oleh produk lokal. Selain itu, generasi muda sering kali lebih tertarik pada barang-barang modern, sehingga keterampilan tradisional seperti menenun mulai terancam punah.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan kearifan lokal ini. Edukasi dan promosi yang tepat dapat membantu masyarakat memahami nilai budaya dan ekonomi dari keset tenun ATBM. Kampanye yang menggugah kesadaran tentang pentingnya produk lokal, baik melalui media sosial maupun acara komunitas, dapat menjadi langkah awal yang efektif.

Untuk melestarikan keset tenun ATBM, peran pemerintah sangatlah penting. Dukungan dalam bentuk kebijakan yang memfasilitasi pengrajin, seperti pelatihan keterampilan, akses ke pasar, dan promosi produk lokal, dapat memberikan dampak yang signifikan.

Keset tenun ATBM memiliki banyak nilai positif, tantangan terbesar dalam melestarikannya yaitu kurangnya apresiasi dari masyarakat. Banyak orang lebih memilih produk massal yang lebih murah dan praktis tanpa menyadari nilai dan keunikan yang ditawarkan oleh produk lokal. Selain itu, generasi muda sering kali lebih tertarik pada barang-barang modern.

Oleh : Khakimul Faza (Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *