Pondok Pesantren Babussalam Nurul Iman Terus Kembangkan Kewirausahaan Budidaya Bibit Jambu Kristal

Nusantara929 Dilihat

MEDIASI – Buah jambu kristal belakangan ini cukup digemari masyarakat. Buah Jambu yang tidak memiliki biji ini sangat potensial dijadikan bisnis.

Jambu kristal memiliki rasa yang manis dan renyah saat dimakan.

Pondok Pesantren Babussalam Nurul Iman Karangmulya Desa Sikasur Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang selama hampir dua tahun ini melalui Unit Usaha ‘Tanipreuner Semesta Ilmu’terus memperluas jaringan usaha dengan memaksimalkan potensi ketahanan pangan untuk pemberdayaan ekonomi pesantren dan pembelajaran life skill santri.

Founder Pesantren Babussalam Nurul Iman, Azis Nurizun, menjelaskan bahwa inovasi yang dikembangkan pesantren di bidang pertanian diantaranya budidaya jambu kristal, jenis jambu tanpa biji dengan rasa yang manis dan tekstur renyah sehingga banyak digemari masyarakat.

“Ya, nanti para santri akan kita berdayakan agar bisa produktif dengan jambu kristal ini, nanti hasilnya untuk membantu kebutuhan pesantren dan supaya para santri mempunyai ketrampilan dan inovasi pertanian kelaknya, apalagi mereka juga mayoritas juga anak petani” katanya saat penyerahan baksos penanaman bibit Jambu Kristal di Watukumpul beberapa waktu lalu (31/12).

Dirinya menjelaskan, keterbatasan lahan tidak menjadikan kendala untuk bergerak mengembangkan usaha pesantren di bidang pertanian, dengan sistem polybag tanaman buah dalam pot (tambulapot), lembaganya terus berinovasi mengembangkan budidaya jambu kristal untuk pemberdayaan ekonomi pesantren hingga wilayah kabupaten Tegal.

“Alhamdulillah dengan keterbatasan modal dan lahan, kita tetap terus bergerak, walau pun berlahan, untuk tetap ikhtiar menghidupi perjuangan pesantren melalui usaha pembibitan Jambu Kristal. Selain di lokasi pesantren yang lahannya terbatas, kita juga kembangkan usaha pertanian ini di lahan yang ada di kabupaten Tegal” ungkapnya.

Ia mengatakan, program pesantren dalam mengembangkan budidaya jambu kristal dinilai sangat bermanfaat bagi pesantren, selain bisa membantu pemasukan kebutuhan operasional lembaga, juga sebagai sarana pembelajaran bagi para santri didik pesantren. Agar kelak mereka menjadi santri yang mandiri dan entrepruner penggerak ekonomi umat.

“Pemasaran bibit kita juga dengan menggunakan sistem offline dan online, offline-nya kita bisa jual melalui jejaring komunitas pertemanan, untuk online kita dengan memanfaatkan media sosial,” terangnya.

Meskipun gempuran industrialisasi di Pemalang semakin gencar dan lahan pertanian terus berkurang, pesantren berharap usaha di bidang pertanian ‘Tanipreuner Semesta Ilmu’ tetap bisa bertahan dan bisa terus dikembangkan.

“Bahkan bukan hanya santri saja yang bertani, tetapi anak-anak muda juga bisa menjadi Petani Milenial sesuai program yang diinginkan pemerintah, yang sampai detik ini hanya masih wacana saja” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *