MEDIASI – Dalam perspektif Al-Qur’an,
konsep self-reward atau penghargaan diri memiliki dimensi yang lebih mendalam, tidak hanya sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian pribadi, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas spiritual.
Al-Qur’an mengajarkan bahwa segala amal perbuatan, baik itu untuk diri sendiri maupun orang lain, harus dilandasi dengan niat yang ikhlas karena Allah. Oleh karena itu, self-reward dalam Islam tidak hanya berbentuk penghargaan material, tetapi juga berupa ganjaran spiritual yang lebih mulia.
Dalam banyak ayat, Al-Qur’an menekankan pentingnya menahan diri dan bertindak dengan penuh kesabaran, sehingga penghargaan yang diberikan kepada diri sendiri bukan sekadar untuk memuaskan ego atau kepuasan sementara, tetapi sebagai penguatan niat untuk terus memperbaiki diri dan mengikuti perintah-Nya. Contohnya, dalam Surah At-Tawbah (9:105), Allah berfirman, “Katakanlah: ‘Beramallah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat amal-amalmu.'” Ayat ini menegaskan bahwa setiap tindakan manusia, baik itu dalam rangka pencapaian pribadi maupun kontribusi sosial, akan mendapat balasan dari Allah jika dilakukan dengan niat yang benar.
Selain itu, self-reward dalam pandangan Al-Qur’an juga mencakup kesadaran akan pentingnya berbuat baik kepada diri sendiri melalui perbaikan akhlak dan kedekatan dengan Allah. Sebagaimana dalam Surah Al-Ahzab (33:70-71), yang mengingatkan umat Islam untuk menjaga kata-kata dan perbuatan mereka agar mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.
Dengan demikian, self-reward yang sejati dalam perspektif Al-Qur’an adalah penghargaan terhadap diri yang didasari oleh perasaan syukur dan kesadaran akan pentingnya hidup yang penuh dengan amal baik dan ibadah.
Tidak hanya itu, konsep self-reward juga mengajak umat Islam untuk menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Dalam Surah Al-Baqarah (2:261), Allah memberikan perumpamaan tentang sedekah dan amal baik yang dilakukan oleh orang beriman yang akan mendapatkan balasan berlipat ganda. Ini mengajarkan kita bahwa penghargaan atau reward yang sejati tidak hanya berfokus pada aspek duniawi, tetapi juga pada ganjaran yang kekal di akhirat.
Dengan demikian, self-reward dalam perspektif Al-Qur’an mengajak umat Islam untuk lebih bijaksana dalam memberi penghargaan kepada diri sendiri. Penghargaan tersebut tidak hanya bersifat sementara atau material, tetapi lebih kepada upaya untuk terus memperbaiki diri dalam ketaatan kepada Allah, menjaga akhlak yang baik, dan selalu berusaha untuk berbuat baik bagi sesama. Kunci dari self-reward yang sesungguhnya adalah niat yang tulus dan kesadaran bahwa segala amal perbuatan kita akan mendapat balasan yang lebih besar dari Allah jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan hati.
Oleh : Fajrul Falah Hadiyanto (Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan)