MEDIASI – Pengasuh Pondok Pesantren Nuril Anwar Maron Loano Purworejo Jawa Tengah, Almaghfurlah KH R Abdul Hakim Hamid mengatakan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang sering dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya warga Nahdliyyin bukanlah perintah Nabi.
Namun menurut Gus Hakim, panggilan akrab beliau, mengatakan pelaksanaan Maulid ini nyata-nyata merupakan isyarat perintah Allah yang termaktub dalam Quran.
Pernyataan tersebut disampaikan Gus Hakim saat mengisi Kegiatan Lailatul Ijtima sekaligus Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan PWNU Propinsi Lampung pada Desember 2016 lalu, seperti dilansir dari laman NU Online, Kamis (6/10/2022). Almarhum Gus Hakim sendiri wafat tahun lalu tepatnya pada hari Kamis 15 Juli 2021 dan dimakamkan di Makbaroh keluarga Komplek Pesantren Nuril Anwar Maron Purworejo.
“Kita mengagungkan Nabi Kita Muhammad SAW dengan mengadakan peringatan ini, bukan karena perintah dari beliaunya. Beliau itu santun sekali tidak pernah perintah yang membebani ummatnya. Saya enggak yakin kalau perintah maulid itu perintah dari beliau,” kata Gus Hakim.
“Saya lebih sepakat kalau peringatan maulid Nabi itu tidak sunnah, tapi wajib,” lanjutnya sembari menyebutkan dan menjelaskan Ayat Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 157 yang mengandung perintah untuk memuliakan dan menghormati Nabi Muhammad SAW. Dan salah satu bentuk untuk memuliakannya, adalah dengan memperingati kelahirannya.
Gus Hakim mengatakan bahwa peringatan kelahiran Nabi tidak hanya dapat dilakukan pada bulan Maulid saja, namun bulan-bulan lain dan setiap saat juga dapat dilaksanakan. Namun menurutnya, jika dilakukan tepat pada bulan Maulid akan menambah kesakralan dari peringatan tersebut.
Karena itu, dengan spirit maulid, Gus Hakim mengajarkan pada kita dan ummat Islam pada khususnya untuk mengikuti perjuangan Nabi Muhammad SAW dan menyatukan semua komponen untuk mendapatkan barakah maulid.
Menurut Gus Hakim, memuliakan Nabi Muhammad SAW juga sudah dilakukan oleh Nabi Adam dan Siti Hawa yang merupakan manusia pertama di dunia ini. Nabi Adam membayar mahar kepada Hawa berupa bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Hal ini menunjukkan betapa mulianya Nabi Muhammad yang nur atau cahayanya sudah diciptakan Allah jauh sebelum diciptakannya Nabi Adam dan Hawa.
“Nama Nabi Muhammad ditulis saja sudah jadi syafaat, apalagi membaca shalawatnya. Apalagi mengagungkan dan mengikuti perintahnya. Luarbiasa,” tegas Gus Hakim.