Anggota F-PDI Perjuangan Prihatin Angka Kemiskinan di Jateng Masih Tinggi

Nusantara1085 Dilihat

MEDIASI – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Tengah (Jateng), Saiful Hadi, prihatin dengan masih tingginya angka kemiskinan di Jateng. Dia meminta Pemprov fokus pada sejumlah wilayah yang angka kemiskinannya tinggi.

Per September 2021, angka kemiskinan di Kabupaten Kebumen (17,83 persen), Kabupaten Wonosobo (17,67 persen, Brebes (17,43 persen), Purbalingga (16,24 persen), Banjarnegara (16,23 persen), dan Pemalang (16,56 persen).

“Sebagai warga Kebumen, saya berharap agar upaya pemulihan ekonomi untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan di Kebumen ditingkatkan,” kata Saiful seperti dilansir dari laman INews, Kamis (20/10/2022).

Hal itu dikatakan Saiful menanggapi rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng yang menyatakan ada penurunan jumlah penduduk miskin hingga 175.740 orang.

BPS Jateng menyatakan pada Maret 2021, jumlah penduduk miskin Jateng sebesar 4,11 juta orang. Namun pada September 2021, jumlahnya menurun menjadi 3,93 juta orang.

Secara persentase, kemiskinan Jateng pada September kini di angka 11,25 persen. Turun 0,54 persen dibanding 11,79 persen pada Maret 2021.

Namun demikian, Saiful mengungkapkan angka kemiskinan di Jateng tetap masih tinggi. Komisi A DPRD Jateng mencatat hingga September 2021, masih ada 11,25 persen atau sekitar 3.930.000 warga Jateng yang miskin.

Lebih lanjut menurut Saiful, meski berbagai upaya penurunan kemiskinan sudah dilakukan Pemprov Jateng, faktanya, berbagai kebijakan tersebut belum berdampak signifikan pada penurunan angka kemiskinan.

Sebelumnya Saiful juga mengkritik cara penanganan kemiskinan ala Ganjar Pranowo yang cenderung orang per orang atau man to man marking. Cara tersebut dianggap tidak mengedepankan program dan cenderung ke pencitraan semata juga mengkritik cara penanganan kemiskinan ala Ganjar Pranowo yang cenderung orang per orang atau man to man marking. Cara tersebut dianggap tidak mengedepankan program dan cenderung ke pencitraan semata

Dia membandingkan, pada September 2018 saat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dilantik untuk periode kedua kepemimpinan. Saat itu angka kemiskinan Jateng mencapai angka 11,19 persen atau 3,87 juta jiwa.

Namun setelah 3 tahun periode kedua berjalan, yaitu September 2021, angka kemiskinan Jateng menjadi 11,25 persen atau 3,93 juta jiwa. Menurutnya, jumlah penduduk miskin Jateng justru naik 0,06 persen dalam 3 tahun periode kedua Ganjar menjabat.

“Memang bisa saja beralasan hal itu terjadi karena pandemi Covid-19. Namun anggaran refocusing yang dilucurkan juga cukup besar. Bahkan di 2020, Jateng mengalokasikan hingga Rp2 triliun. Anggaran tersebut seharusnya berdampak signifikan untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan kemiskinan,” tegas Saiful.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *