Dampak Joy of Missing Out (JOMO) terhadap Kesehatan Mental Remaja

Publika296 Dilihat

MEDIASI – Di era digital saat ini, remaja sering kali terjebak dalam tekanan untuk selalu terhubung dan mengikuti perkembangan terkini melalui media sosial. Namun, munculnya konsep “Joy of Missing Out” (JOMO) memberikan perspektif yang berbeda. JOMO merujuk pada kebahagiaan yang ditemukan dalam melewatkan kegiatan sosial atau informasi yang sedang trend, dan lebih memilih untuk menikmati momen-momen sederhana dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengikuti trend yang sedang beredar.

Dampak JOMO terhadap kesehatan mental remaja dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Pertama, JOMO dapat mengurangi perasaan cemas dan tekanan sosial yang sering dialami remaja. Dalam dunia yang semakin kompetitif, remaja sering merasa tertekan untuk selalu tampil sempurna dan mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-teman mereka. Dengan menerapkan JOMO, remaja dapat belajar untuk menghargai waktu sendiri dan mengurangi perbandingan sosial yang bisa memicu kecemasan dan depresi.

Kedua, JOMO mendorong remaja untuk lebih fokus pada pengalaman nyata dan interaksi langsung dengan lingkungan sekitar. Ketika mereka memilih untuk “melepaskan” diri dari dunia maya, mereka memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan keluarga, teman, atau bahkan diri sendiri secara lebih mendalam. Hal ini dapat meningkatkan kualitas hubungan interpersonal yang berkontribusi positif terhadap kesehatan mental mereka.

Namun, penting untuk dicatat bahwa penerapan JOMO tidak berarti mengasingkan diri dari lingkungan sosial sepenuhnya. Remaja tetap perlu membangun koneksi sosial yang sehat dengan memperhatikan keseimbangan antara waktu online dan offline sangat penting untuk memastikan bahwa mereka tetap merasa terhubung tanpa harus tertekan oleh ekspektasi yang ada.

Dari sudut pandang psikologis, JOMO dapat menjadi alat untuk meningkatkan kesadaran diri. Ketika remaja belajar untuk menghargai momen-momen tanpa gangguan, mereka juga belajar untuk memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik.

Proses refleksi ini dapat membantu mereka mengenali apa yang benar-benar penting bagi mereka dan mengembangkan rasa identitas yang lebih kuat.

Secara keseluruhan, JOMO dapat menjadi alat yang efektif bagi remaja untuk meningkatkan kesehatan mental mereka. Dengan menyadari bahwa tidak semua momen harus diabadikan atau diikuti, mereka dapat menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan dan keaslian hidup.

Dalam jangka panjang, pendekatan ini dapat membantu membangun ketahanan mental yang lebih baik di tengah berbagai tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini.

Oleh : Dhella (Mahasiswi UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *