MEDIASI – Ketua Umum Tanfidziyah PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengungkapkan bahwa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur berhasil mentransformasikan wajah NU menjadi terbuka dan lebih maju.
Menurut Gus Yahya, tema haul yang diangkat pada tahun ini selaras dengan sepak terjang dalam kepengurusan Gus Dur saat menjadi Ketua Umum PBNU periode 1984-1999.
“Saya berubah karena mengenal Gus Dur. Kalau saat itu tidak ada beliau dan saat itu ada FPI saya akan daftar ke FPI,” kata Gus Yahya dalam sambutannya di acara Haul ke-13 Gus Dur yang mengangkat tema ‘Gus Dur dan Pembaharuan NU‘ di kediaman Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022).
Menurut Gus Yahya, sepak terjang Gus Dur terlihat saat berusaha dengan keras membongkar mindset ulama, model konvensional dan aktivisme lama dengan membawa NU berkembang lebih konstruktif.
Perubahan NU yang dipelopori Gus Dur ini, lanjut Gus Yahya, menjadi lebih baik juga dirasakan oleh Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU, yakni Gus Ulil Abshar Abdallah.
Ulil sendiri merupakan anak dari KH Abdullah Rifai yang selama ini dikenal sebagai kiai paling fundamentalis di kalangan elit NU.
Terlebih, latar belakang pendidikan Ulil yang juga jebolan dari Fakultas Syariah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), berpeluang menjadikannya seorang fundamentalis.
“Gus Ulil sekarang malah jadi intelektual kosmopolitan karena diubah oleh Gus Dur,” ujarnya.
Bagi Gus Yahya, gagasan Gus Dur tentang masa depan Islam dan NU lebih rasional jika dibandingkan dengan kelompok lain yang cenderung radikal dan fundamentalis.
Pada periode tahun 1970 sampai 1980-an, generasi Islam mengalami tekanan kultural dan politik di mana-mana.
Di Indonesia, Islam mengalami tekanan Orde Baru dan secara global mendapatkan tekanan dari Barat.
“Saat itu, kelompok Islam merespons dengan kekerasan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Gus Dur justru merespons cara menolong Islam adalah dengan menolong kemanusiaan seluruhnya.
Hal itu lantaran kenyataan peradaban sekarang adalah wawasan yang lebih realistis daripada cara lain seperti melalui cara kekerasan.
“Kredo menghidupkan Gus Dur karena ada PR untuk menjalankan visi masa depan beliau, yaitu perlu memperbaiki NU secara keorganisasian sehingga bisa koheren NU bisa menentukan nasib Indonesia juga dunia,” demikian Gus Yahya.