Ikuti Perkembangan Zaman, Alissa Wahid Berharap Pesantren Melahirkan Santri Mutafaqqih Fiddin wa Faqih fi Mashalihil Khalqi

News307 Dilihat

MEDIASI – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid menyampaikan bahwa tujuan strategis program dakwah pesantren adalah pendakwah Islam di Indonesia dapat didominasi oleh orang-orang yang belajar di pesantren.

Alissa Wahid menjelaskan bahwa Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren memiliki tujuan membentuk santri yang unggul di berbagai bidang, terutama di bidang kemaslahatan umat agar membentuk pemahaman agama di masyarakat yang moderat dan cinta tanah air, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Hal ini disampaikan Alissa Wahid yang juga dikenal sebagai
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian saat menjadi narasumber secara daring dalam acara Simposium Pesantren 2024 di Fisipol UGM Selasa lalu (8/10).

“Hasil yang diberikan pesantren saat ini antara lain ulama yang berilmu tinggi dan menjadi panutan bagi masyarakat, pemimpin yang amanah, santun, dan berakhlak mulia, serta entrepreneur yang berjiwa sosial dan memberikan kemanfaatan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Alissa Wahid berharap pesantren mampu berkembang mengikuti zaman, sehingga pesantren melahirkan santri mutafaqqih fiddin wa faqih fi mashalihil khalqi (ahli ilmu agama dan menguasai ilmu terkait kemaslahatan umat manusia).

Menurutnya, pesantren mampu berkontribusi membentuk masyarakat yang cinta tanah air, moderat maslahat, rukun dan damai sebagai wujud Islam rahmatan lil alamin melalui fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.

“Mengikuti arah kebijakan Kemenag diharapkan pesantren mampu berkembang mengikuti zaman, sehingga tidak hanya melahirkan santri mutafaqqih fiddin tetapi juga melahirkan faqih fi mashalihil khalqi itu juga perlu dikuasai oleh para santri dan pesantren,” ungkapnya.

Menyikapi hal tersebut, menurut Alissa Wahid lebih lanjut, pesantren harus secara spesifik mengembangkan strategi dan model dakwah pesantren berbasis teknologi informasi, serta membangun gerakan dakwah pesantren bagi dunia.

“Seharusnya pendakwah Islam di Indonesia didominasi oleh orang-orang yang belajar di pesantren,” kata Alissa Wahid yang juga putri sulung KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini.

Selain itu, pada kesempatan tersebut Alissa Wahid juga menyampaikan tentang tujuan strategis program kemandirian pesantren. Ia mengungkapkan tujuan program kemandirian pesantren ini dapat menghasilkan SDM (sumber daya manusia) yang unggul dalam ilmu agama, keterampilan kerja, dan kewirausahaan, serta penguatan pesantren dalam mengelola unit bisnis sebagai sumber daya ekonomi.

“Tujuan strategis selanjutnya penguatan pesantren dalam menjalankan fungsi pemberdayaan masyarakat dengan menjadi community economic hub di lingkungannya, serta penguatan peran Kemenag dalam mewujudkan kemandirian pesantren,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *