KH Mukhail : Tantangan Godaan Umat Saat ini adalah ‘Setan Gepeng’

Publika1044 Dilihat

MEDIASI – Dewasa ini kita banyak menemukan anak-anak bahkan kalangan orang dewasa asyik bermain dengan gadjet atau Handphone-nya dari pada berinteraksi sosial dengan teman sebaya, saudara bahkan tetangganya. Hal inilah yang bisa menimbulkan sifat individual, egoesentris dan tidak memiliki kepadulian terhadap lingkungan sekitar.

Sehingga dampak negatif dari gagjet atau handphone dapat menciptakan lingkungan pergaulan sosial yang tidak sehat, kurangnya bersosialisasi secara langsung dan bahkan juga dapat menimbulkan tindak kejahatan.

Walau pun harus diakui juga pada satu sisi, handphone juga memiliki dampak positif, diantaranya adalah dapat mempermudah komunikasi, menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi, dan memperluas atau mempererat silaturahim.

Fenomena tantangan pemanfaatan alat komunikasi digital seperti gagjet atau handphone sering diingatkan salahsatunya dai kondang nasional KH Das’ad Latif yang menyebutkan alat digital handphone bisa menjadi ‘setan’ dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Hal sama juga disampaikan oleh salah satu Kyai Desa di Belik, KH Mukhail. Saat dikunjungi silaturahim team penggarapan Ensiklopedi Kyai Desa di Pemalang, beliau menyampaikan tentang berbagai tantangan generasi saat ini, terutama terkait dampak dari alat digital smartphone atau handphone. Bahkan dengan tegas beliau menyebutnya sebagai ‘setan gepeng’.

Kata gepeng merupakan serapan dari bahasa Jawa yang berarti tipis atau pipih. Dalam bahasa Indonesia gepeng juga dimaknai rata atau datar atau mengempis. Jadi ‘Setan Gepeng’ ini dinisbatkan karena bentuk smarphone atau Handphone saat ini rata-rata berbentuk datar atau pipih.

“Saat ini kita terbuai (terlena) dengan alat yang namanya Handphone. Saat ini antara manfaat dan mudharatnya, bagi saya lebih banyak mudharat negatifnya. Karena itu saya sampai saat ini tidak mau punya HP. Orang ngaji kalau bawa HP kebanyakan juga tergoda. Ini tantangan umat saat sekarang, bagaimana agar semuanya itu justru seharusnya bisa lebih membawa manfaat” katanya.

“Dalam kehidupan kecil saja, contoh dalam rumah tangga, hubungan suami istri. Bangun tidur bukannya bareng-bareng mengajak untuk sholat jamaah, malah yang dicari HPnya dan asyik dengan isi yang ada di dalam. Anak-anak kecil sekarang juga sudah parah dalam berhubungan dengan namanya HP, sungkan mengaji, sukanya bermain-main dengan HP,” demikian pungkas Kyai Mukhail.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *