Mbah Jenggot, Sayyid ‘Wali Mastur’ di Desa Gambuhan

Ensiklopedi1586 Dilihat

MEDIASI – Pada taggal 15 Desember 2022 M atau 21 Jumadil Awal 1444 H masyarakat Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Pemalang akan menyelenggarakan Haul Mbah Wali Jenggot yang ke 78 dan insyAllah akan menghadirkan penceramah mantan Ketua Umum PBNU dan Pengasuh Pesantren Luhur Al Tsaqafah Jakarta Prof Dr KH Said Aqil Siradj serta Habib Muhdor bin Ahmad Assegaf Pemalang.

Sejarah mbah Jenggot sendiri belum ada cerita tutur mau pun literasi yang valid menceritakan asal usulnya, baik nasab silsilah mau pun sanad ilmu dan gurunya. Namun demikian, tokoh agama dan masyarakat desa Gambuhan dan sekitarnya meyakini mbah Jenggot sebagai waliyullah.

Berdasarkan penuturan pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhsaniyah Gambuhan Kiai Chumaedi, awal mula penamaan Mbah Jenggot merupakan penisbatan nama yang diberikan oleh para sesepuh desa Gambuhan sejak dulu. Menurutnya, konon pada saat itu warga Gambuhan melihat seorang mussafir yang berjubah putih dan mempunyai jenggot panjang ditemukan sudah meninggal dunia. Namun walau pun sudah meninggal, bau harum menyerbak pada tubuh sosok yang sudah menjadi mayat tersebut. Kemudian masyarakat Gambuhan mengebumikan musafir yang kemudian disebut sebagai Mbah Jenggot di makbaroh umum dusun Krajan Gambuhan.

Semenjak dimakamkan, terjadi berbagai fenomena aneh dan menakjubkan di area makam mbah Jenggot. Dimana beberapa masyarakat sekitar, sering melihat cahaya terang bersinar di malam hari di makam tersebut. Selain itu, banyak orang-orang dari luar daerah berdatangan ziarah ke makam mbah Jenggot. Di antara para peziarah, terlihat orang-orang tersebut bukan orang biasa, jika dilihat dari pakaian yang dikenakannya. Bahkan diantaranya mereka yang datang adalah para Habaib (durriyah Nabi SAW), seperti Habib Muhdor dari Cerih Tegal dan Habib Nizar Salim bin Abu Bakar.

Peringatan Haul Mbah Jenggot sendiri pada awalnya juga merupakan perintah dari Habib Muhdor yang pelaksanaannya oleh masyarakat dimulai pada kitaran tahun 1945-an. Sementara Habib Nizar bersama masyarakat sekitar membangun Gedung Aula persis disamping makam Mbah Jenggot untuk kenyamanan para peziarah.

Lebih lanjut, menurut Kiai Chumaedi, Mbah Jenggot diyakini sebagai ulama pembawa syiar Islam wilayah Jawa dan merupakan seorang Sayyid yang nasabnya tersambung pada Rasulullah. Beliau juga disebut sebagai Wali Mastur (waliyullah yang tidak mau diungkap asal-usulnya).

Beberapa waktu lalu, bersama Kiai Chumaedi dan kang Slamet Moga, Penulis pun menyempatkan diri untuk sowan berziarah ke makam Mbah Jenggot. Dari pengamatan fenomena alam pun, penulis menyaksikan seolah tumbuhan dan pepohonan yang ada di sekitar makam mbah Jenggot ini ‘merunduk’ hormat pada pusaran makamnya.

Dari masa ke masa pun peringatan Haul Mbah Jenggot pun semakin meriah dan membawa berkah tersediri bagi masyaarakat Gambuhan. Para pengunjung Khaul dan peziarah pun berdatangan dari berbagai penjuru daerah. Hal ini menurut Kiai Chumaedi menambah keyakinan masyarakat Gambuhan sendiri bahwa Mbah Jenggot adalah min Auliyaillah. Wallahu’alam bisshowab… Lahu. Al Fatihah

Oleh : Abdul Azis Nurizun (Founder PP Babussalam Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman dan Ketua PW FKDMI Jawa Tengah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *