Membaca Asmaul Husna, Pembiasaan Siswa SMK NU 01 Belik Sebelum Kegiatan Belajar Mengajar

News1303 Dilihat

MEDIASI – Para siswa SMK NU 01 Belik bergegas berkumpul di teras sekolah. Sebelum jam pelajaran dimulai, mereka membentuk barisan. Dipimpin salah satu guru, mereka akan melantunkan Asmaul Husna. Nama-nama Allah tersebut terdengar melalui pengeras suara dan ditirukan oleh seluruh siswa dan staf serta guru. Terasa menyejukan dan sakral saat mendengar lantunan tersebut.

Sebagai penutup rangkaian, mereka berdoa bersama dipimpin guru pengampu pendidikan Agama Islam di depan para siswa. Kegiatan tersebut digelar rutin setiap hari, dan guru atau siswa yang bergantian sebagai pemimpin bacaan. Demikian juga dengan guru yang memimpin doa.

Wakil Kepala (Waka) Kurikulum SMK NU 01 Belik, Darul Mustofa, mengatakan, rangkaian doa tersebut sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi siswa dan guru ketika akan mengawali kegiatan belajar mengajar. Sebagai sekolah berbasis Islam, hal itu dirasa cukup baik sehingga tradisi berdoa dan membaca Asmaul Husna tetap dipertahankan dan menjadi ciri khas unik sekolahnya.

“Sejak pertama berdirinya SMK NU 01 Belik, kegiatan semacam ini selalu digelar setiap hari memulai kegiatan belajar mengajar. Harapannya siswa bisa lebih menghafal dan memahami arti pentingnya berdoa, dan mengenal nama-nama Allah hingga hafal di luar kepala,” ujar Darul Mustofa.

Di SMK NU 01 Belik, selain memberikan materi pelajaran umum yang sudah menjadi bahan belajar wajib, beberapa materi agama juga menjadi sesuatu yang tidak boleh dilupakan. Bahkan, dari kurikulum yang diterapkan pembelajarannya 70 % pelajaran umum dan 30 % pelajaran keagamaan seperti; Akidah Akhlak, Bahasa Arab, Ilmu Al Qur’an Hadist, dan Kitab kuning.  Selain itu, ada beberapa ekstrakurikuler yang digelar untuk meningkatkan semangat belajar siswa diluar materi utama pembelajaran.

”Di sini, siswa rata-rata diharuskan untuk hafal minimal surat-surat pendek Al Qur’an dan aktif kegiatan ektrakurikuler bidang keagamaan. Tidak harus hafal 30 juz, tapi minimal hafal dan bisa mengartikan juz 30 dalam Al Qur’an dan bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” imbuh Darul.

Pembentukan karakter positif anak didik dapat dilakukan salahsatunya melalui pembiasaan di bidang religi. Dengan menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran agama, diharapkan anak didik SMK NU 01 Belik bisa terbentuk sebagai generasi bangsa yang berbudi luhur. Sehingga menghindarkan anak didik dari perbuatan yang tercela dan mempersiapkan anak didik tidak hanya cerdas secara intelektual (IQ), tapi juga cerdas secara emosional (EQ) dan cerdas secara spiritual (SQ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *