Network Society Dakwah dan Perubahan Sosial Pada Gen Alpha

Publika125 Dilihat

MEDIASI – Era Network Society di mana realitas sosial terbentuk dan bergerak melalui jaringan digital yang kompleks, dakwah mengalami metamorfosis besar-besaran.

Era saat ini tak lagi hadir sebatas di mimbar-mimbar fisik, melainkan hidup dalam algoritma media sosial, podcast, video pendek, bahkan di dalam metaverse. Dakwah menjadi entitas dinamis yang bergerak lintas platform, lintas waktu, dan lintas ruang, menyatu dengan ritme kehidupan digital umat masa kini.

Bagi Generasi Alpha, generasi paling muda yang lahir di tengah disrupsi teknologi, AI, dan kultur digital, dakwah bukan lagi sekadar mendengar ceramah, tetapi merupakan pengalaman interaktif yang mereka temukan di antara scrolling TikTok, eksplorasi YouTube, hingga live stream di Twitch atau Instagram.

Dalam konteks ini, dakwah tidak boleh bersifat pasif atau monoton. Ia harus mampu hadir dalam bentuk-bentuk baru yang dekat dengan keseharian digital Gen Alpha yaitu konten yang memancing dialog, narasi yang memikat, serta visual yang kuat dan emosional.

Dakwah harus tampil sebagai influencer of values, bukan hanya pengulang dalil, tetapi pembawa pesan moral yang menyatu dengan bahasa zaman. Tantangan ini menuntut para da’i dan intelektual Muslim untuk berpikir melampaui teks dan ceramah, menjadikan dakwah sebagai kekuatan budaya yang mampu membentuk persepsi, memengaruhi gaya hidup, dan menjadi bagian dari identitas digital mereka.

Di tengah banjir informasi dan krisis makna yang sering melanda ruang digital, dakwah bisa menjadi jangkar spiritual dan etis yang mengarahkan Gen Alpha untuk tetap berpijak pada nilai-nilai kebaikan.

Ini bukan sekadar ajakan ritual, tetapi gerakan transformatif yang mendorong perubahan sosial dari individualisme menjadi kepedulian kolektif, dari kekosongan eksistensial menjadi makna hidup yang lebih dalam, dari budaya viral yang dangkal menjadi keberpihakan pada nilai-nilai universal Islam rahmatan lil ‘alamin.

Karena itu, dakwah di era networked society tidak bisa dipisahkan dari literasi media, desain komunikasi visual, dan bahkan penguasaan teknologi AI dan data.

Dakwah menjadi medan sinergi antara spiritualitas dan teknologi, iman dan inovasi. Generasi Alpha tidak sedang menunggu nasihat, mereka mencari teladan yang nyata di layar mereka. Mereka bukan sekadar objek dakwah, melainkan subjek aktif yang bisa menjadi agen perubahan sosial melalui jari, suara, dan pikiran mereka.

Inilah momentum bagi kita untuk membentuk wajah Islam yang progresif, ramah, solutif, dan visioner yang tak hanya mengikuti zaman, tetapi justru membentuk arah zaman itu sendiri.

Oleh : Bawon Tri Muayanah (Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *