Pengurus Wilayah FKDMI Jateng Resmi Dilantik, Ini Harapan Stakeholder Pada Para Dai Muda

Nusantara1141 Dilihat

MEDIASI – Di zaman yang serba digital, terlebih setelah adanya Covid-19 sebagai pandemi yang menyebar di berbagai negara tentu sangat berdampak, di mana kanal-kanal dakwah di platform digital jadi dominan. Namun demikian, dibutuhkan dakwah kebangsaan demi menguatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal inilah yang mengemuka pada acara Pelantikan dan Halaqoh Dai Pengurus Wilayah (PW) Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI) Jawa Tengah, Selasa (29/11/2022). Tema yang diangkat adalah ‘Mewujudkan Dakwah Islam Wasathiyah dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan’.

Andi Wibowo selaku Wakil Ketua Pengurus Pusat FKDMI mengatakan bahwa Dai muda saat ini harus mampu memanfaatkan platfom media digital agar mampu mengembangkan dakwahnya saat ini. Terlebih media-media digital saat ini banyak yang menyebarkan dakwah ekstrem yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan dan keumatan Indonesia.

“Dakwah itu mengajak untuk keimanan, berilmu dan menjadi terbaik sesuai nilai-nilai Islam Ahlusunnah wal jamaah yang dianut masyarakat kita. Saat ini mestinya kita sebagai Dai Muda harus mampu menggunakan dan memanfaatkan semua lini terutama media sosial dan digital lainnya. Tetaplah berdakwah dengan media yang ada dan cara terbaik,” kata Andi saat sambutan mewakili Ketua Umum FKDMI.

Senator DPD RI Dr Abdul Kholik selaku Keynote Speaker menjelaskan strategi dakwah lebih penting dari materi. Tetapi dai lebih penting daripada thariqah, dan ruh dai itu lebih baik daripada dai itu sendiri. Kholik menegaskan dakwah zaman now, harus kekinian dan Kesinian. Ia mencontoh seperti dakwah yang dilakukan oleh Dai Milenial Mumpuni Handayani dari Cilacap.

“Ada beberapa prinsip yang harus dipegang dalam berdakwah yaitu prinsip berkesinambungan seorang dai dan prinsip dinamis. Ambil yang baru dan baik serta aktif mengupayakan yang terbaik. Berdakwah harus menyesuaikan konteksnya, harus kekinian dan kesinian,” kata Anggota DPD RI Jawa Tengah kelahiran Cilacap ini.

Kholik menegaskan tentang poin penting strategi dakwah untuk penguatan keislaman dan kebangsaan saat ini. Menurutnya, dakwah yang sesungguhnya ada di semua lini kehidupan.

“Berdakwah tidak hanya mereka yang ada di panggung dan perguruan tinggi, tapi harus ada di semua lini. Maka saat ini dakwah yang dilakukan harus memakai beberapa sarana dan media,” ungkapnya.

Selanjutnya, Kepala Dinas Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Propinsi Jawa Tengah, Haerudin, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa dakwah kebangsaan bertujuan menguatkan tujuan bersama. Dalam hal ini agar manusia bisa hidup berdampingan dan menyatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan berdasarkan UUD 1945.

“Dakwah kebangsaan diperlukan karena saat ini masih ada yang meragukan NKRI, adanya pendangkalan pemahaman keagamaan, dugaan eksklusifisme dan ekstremisme beragama, pudarnya nilai kebangsaan serta percepatan visi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” jelas Haerudin menyampaikan sambutannya mewakili Wakil Gubernur Jawa Tengah yang berhalangan hadir.

Haerudin mengungkapkan Pemprop Jawa Tengah mendukung dan siap bersinergi dengan seluruh komponen masyarakat Jateng, terlebih dengan komunitas Dai sebagai corong di tengah masyarakat. Ia menyampaikan adanya komunitas wadah Dai Muda, menguatkan visi misi masa depan Jateng yang salahsatu menjadikan Jateng sebagai wilayah daerah yang religius.

Sementara itu, Gus Aqib Malik sebagau Pemateri Halaqoh Dai Muda mengungkapkan, peta jalan baru dakwah terdiri dari identifikasi masalah dan tantangan terkini, bottom line data melalui riset pasar, serta program aksi. Inilah yang disebut dengan dakwah jalan baru.

Adapun tantangan terkini yang harus dihadapi para dai, yaitu generation gap, beragama di tengah consumer culture, beragama di tengah paku realistis, dan matinya kepakaran ilmu agama.

“Karakter generasi milenial yang lebih menyukai visual dibandingkan tekstual, membuat pentingnya ke depan harus ada projek visualisasi dari ceramah para dai yang diconvert di media sosial,” terang Kiai Muda dan pengasuh Pesantren Babakan Tegal ini.

Gus Aqib menyarankan dakwah dengan membentuk dai milenial, yang bekerja sama dengan berbagai komponen komunitas muda atau lembaga dan organisasi kepemudaan lainnya.

“Sehingga menjadi influencer, atau endorseman dalam syiar agama,” tuturnya.

Acara Pelantikan PW FKDMI Jawa Tengah masa khidmah 2022-2025 dibawah nahkoda Abdul Azis Nurizun secara resmi disahkan kepengurusannya oleh Pengurus PP FKDMI. Acara yang berbarengan dengan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) FKDMI Jateng di Gedung Perwakilan DPD RI Jateng di Semarang dihadiri dari berbagai perwakilan Dai muda Kabupaten/Kota di Jateng. Hadir juga perwakilan dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama RI Jateng dan perwakilan Organisasi Masyarakat dan Kepemudaan lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *