RMI Diminta Menginisiasi Penguatan Standar Mutu dan Metodologi Pembelajaran Pesantren

News966 Dilihat

MEDIASI – Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengharapkan agar Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI)
menginisiasi adanya pemetaan atau klasifikasi pesantren berdasarkan standar mutu dan penguatan metodologi pembelajaran sehingga pesantren dan lulusannya tetap terjaga dari aspek kecerdasan spiritual sekaligus mampu mengembangkan kecerdasan intelektual.

Hal itu disampaikan Gus Yahya, panggilan akrab KH Yahya Cholil Staquf, saat menyampaikan arahan pada agenda Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) RMI PBNU di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (11/10).

“RMI harus mampu merumuskan sistem kebijakan atau standar mutu nasional pondok pesantren NU dengan tetap menjaga soliditas akademik dalam menjaga kualitas lulusan, sehingga para lulusan dan pesantren tetap mampu menjalankan fungsi pendidikan, mengembangkan strategi dakwah serta menjalankan pemberdayaan masyarakat sekaligus,” kata Gus Yahya yang juga pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang.

Selanjutnya, Gus Yahya yang pernah jadi Juru Bicara Presiden RI ke 4 KH Abdurrahman Wahid ini juga meminta RMI melakukan identifikasi sumber sanad keilmuan yg muttashil, dan membuat kerangka dasar fasilitasi program dalam menjaga mata rantai atau sanad keilmuan yg menjadi kekuatan pondok pesantren.

“RMI sebagai struktur policy PBNU yang membidangi pesantren harus menjadi lembaga yang mampu memberikan tawaran kebijakan yg mampu mendorong pengembangan pesantren dari segala aspeknya,” tandasnya.

Rakernas RMI PBNU yang mengusung tema Merawat Pesantren, Membangun Peradaban dan diselenggarakan selama 3 hari sejak 10 sampai 12 Oktober ini dibuka oleh KH. Hasib Wahab sebagai Ketua PBNU dan dihadiri langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan jajaran Wakil Ketua Umum PBNU, KH. Zulfa Musthofa dan KH. Nusron Wahid.

Guna mewujudkan itu, Gus Yahya lebih lanjut menegaskan pentingnya RMI mesofistikasi kelembagaan pesantren untuk dua tujuan yaitu kepentingan menjaga warisan salaf dari sisi akademik dalam rangka menjaga aspek spiritual dan sofistikasi kelembagaan yang didasarkan pada perubahan zaman dengan adanya tren pengembangan akademik di pesantren.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *