Tanggapi Kenaikan Harga BBM, Wakil Ketua Komite I DPD RI : Masyarakat Semakin Sulit dan BLT Tidak Mengatasi Masalah

News1665 Dilihat

MEDIASI – Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) banyak dikritik dan ditentang dari berbagai kalangan karena berpotensi menciptakan efek domino yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN (APBN) yang dikuatirkan Pemerintah.

Kritikan atas kenaikan harga BBM juga datang dari Wakil Ketua Komite I DPD RI, Abdul Kholik, yang mengungkapkan dampak kenaikan BBM meningkatkan harga bahan pokok yang kini telah tinggi dan semakin menekan kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Kenaikan harga BBM membuat masyarakat semakin sulit. Harga barang akan naik signifikan, sementara pendapatan masyarakat belum tentu naik,” kata Dr Abdul Kholik saat dihubungi MEDIASI, Senin (5/9/2022).

Kenaikan BBM dan harga pangan, lanjut Kholik, akan meningkatkan jumlah kemiskinan dan melebarkan kesenjangan ekonomi, terutama masyarakat pedesaan yang rata-rata petani dan buruh tani.

Efek lain dari kenaikan BBM juga terjadinya penurunan konsumsi atau daya lebih masyarakat yang belum pulih akibat hantaman pandemi Covid-19 dan produksi panen petani yang menurun akibat mahalnya pupuk serta anomali iklim cuaca yang tidak menentu.

“Apalagi bagi kaum petani akan mengakibatkan penurunan kesejahteraan akibat harga gabah yg rendah sementara harga kebutuhan lainnya naik,” tegas Kholik.

Senator dari Jawa Tengah ini juga menyoroti penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) yang menurutnya tidak akan efektif karena sifatnya sementara dan tidak merata.

Ia kembali mengingatkan bahwa dampak kenaikan harga BBM akan terus dirasakan, sedangkan BLT bukan solusi dan hanya akan dirasakan oleh rakyat untuk beberapa bulan saja.

“Pemberian BLT tidak mengatasi masalah,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *