MEDIASI – Tradisi gotong royong adalah salah satu aspek budaya khas Nusantara yang sangat berharga.
Gotong royong adalah praktik kolaboratif di mana anggota komunitas saling membantu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti membangun rumah, membersihkan lingkungan, atau mengadakan acara-acara penting.
Salah satu contoh tradisi gotong royong adalah pembuatan jenang dodol menjelang pernikahan dan Khitanan (sunatan di pedesaan.
Jenang dodol adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari ketan atau beras ketan yang dikukus dengan gula kelapa dan santan. Proses pembuatannya memang membutuhkan waktu dan usaha yang cukup banyak.
Pada tradisi gotong royong, orang yang punya hajatan biasanya berkumpul musyawarah dengan keluarga dan lingkungan guna membuat jenang dodol untuk acara resepsinya. Mereka akan berembug untuk berbagi tugas, mulai dari menentukan jumlah bahan yang dibutuhkan,dan mengatur jadwal pembuatan jenang dodol.
Selanjutnya masing-masing dari mereka berperan dalam proses ini, mulai dari mempersiapkan bahan, mengaduk adonan, mengatur api, hingga mengemas dan menyajikan jenang dodol yang telah jadi.
Namun sayangnya, tradisi gotong royong ini mulai hilang seiring dengan perubahan zaman dan tren instan. Banyak orang yang lebih memilih membeli jenang dodol yang sudah jadi daripada membuatnya sendiri melalui tradisi gotong royong. Hal ini terjadi beberapa hal, terutama karena perubahan gaya hidup masyarakat modern.
Meskipun begitu, penting untuk diingat bahwa tradisi gotong royong memiliki nilai yang sangat berarti. Selain mempererat hubungan antar keluarga dan warga, tradisi ini juga menjadi wadah untuk mempertahankan dan menghormati warisan budaya kita.
Karena itu, sangat penting bagi kita untuk memelihara dan mempromosikan tradisi gotong royong di masyarakat, sehingga kearifan lokal dan nilai-nilai budaya kita tetap hidup dan berkembang.
