MEDIASI – Nama lengkapnya Muhammad Taufiqurrohman dan merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Ia lahir di Kendal pada 2 Mei 1993 dari pasangan M Sidqon dan Turohmi.
Kedua orangtuanya merupakan petani di desa Poncorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Keluarganya termasuk golongan santri karena bapak dan dua saudaranya pernah mengenyam pendidikan pesantren.
Kang Taufiq, begitu sapaan akrabnya, sejak lulus dari Madrasah Tsanawiyyah (setingkat SMP) pada tahun 2008 hingga 2017 menimba ilmu di pesantren di Jawa Timur.
Ia mengenyam pendidikan pesantren sekitar 9 tahun di Jawa Timur, tepatnya di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur
Setelah menyelesaikan pendidikannya di pesantren, kang Taufiq tidak pulang ke kampung halamannya di Kendal. Ia justru memutuskan untuk merantau ke Pemalang dan berkhidmah mengamalkan ilmu yang di perolehnya di sebuah wilayah Pemalang Selatan.
Sejak 2017 hingga 2021 , kang Taufiq khidmah mengajar di Pesantren yang didirikan Al Maghfurlah KH Idris, yakni Pesantren Al Hikmah Bengkeng Mereng Warungpring Pemalang.
Di Pesantren Al Hikmah ia dipercaya mengampu pembelajaran mengajar para santri ilmu alat, nahwa dan shorof. Selain itu, ia juga ikut mengajar di SMP IT milik pesantren dengan mengampu pelajaran yang sama.
Ketertarikan dia mengajar di Pesantren Al Hikmah bermula saat ditugaskan dari almamater pesantrennya di Lirboyo pada saat ‘masa pengabdian’. Di Pesantren HM Lirboyo, para santri yang akan ‘boyong’ pulang setelah lulus pendidikan memang diwajibkan untuk ‘magang’ pengabdian, baik di lingkungan pesantren sendiri mau pun di pesantren luar. Karena biasanya, ada pesantren dari luar yang meminta pengelola Pesantren Lirboyo untuk santrinya membantu mengajar di pesantrennya.
Berdagang Kebab di Pasar Cerih, Tegal
Pada masa pandemi Covid-19, di mana pembelajaran formal lebih banyak dilaksanakan dengan daring (online) dan off-line (tidak tatap muka), sehingga banyak waktu luang bagi para pendidik, termasuk waktu yang dimiliki kang Taufiq. Ia pun memutuskan untuk mencari tambahan penghasilan diluar mengajar pesantren.
Selain karena waktu luang dan ingin berwirausaha, kebutuhan hidup terutama kebutuhan persiapan untuk menikah yang akan dilaksanakan akhir tahun atau awal tahun depan, menjadi pendorong utama dirinya berdagang sambil tetap khidmah mengajar.
Setelah menganalisis dan survey peluang usaha, dia pun akhirnya memutuskan untuk berdagang kuliner khas Turki ‘Kebab’ di depan komplek Pasar Cerih, Kecamatan Jatinegara, Tegal.
Ia memulai usaha dagang Kebab pada Januari 2021, awalnya dia berdagang dibantu satu karyawan yang mengelola, karena kesibukannya di pesantren. Namun saat ini, setelah keluar dari Pesantren Al Hikmah pada Juni 2022, usaha dagang Kebab-nya ia kelola sendiri.
Setelah hampir sebulan keluar dari dunia pesantren, jiwa mengajarnya berontak dan ia pun teringat pesan gurunya di Pesantren Lirboyo yang mengatakan “Santri Lirboyo yen mulih kudu ngadep dampar (artinya Santri Lirboyo kalau sudah keluar dari pesantren harus mengamalkan ilmunya)”.
Karena itu, sejak awal Agustus 2022 hingga sekarang ia pun kembali khidmah mengajar di pesantren, yakni di Pesantren Babussalam Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman yang berada di Dusun Karangmulya Desa Sikasur Belik Pemalang. Kang Taufiq khidmah mengajar tetap sambil berwirausaha, dagang Kebab.
Semoga apa yang diperjuangkan sukses dan barokah selalu kang…. Aamien.
Oleh : Abu Raffi Haekal Barzahi