MEDIASI – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan pangan merupakan fondasi kedaulatan bangsa yang menjamin kebutuhan rakyat, memperkuat posisi tawar Indonesia di kancah global, sekaligus menjaga stabilitas ketahanan nasional secara berkelanjutan dan kokoh.
“Pangan adalah fondasi utama kedaulatan bangsa. Selama kebutuhan pangan rakyat terpenuhi, Indonesia akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat di kancah internasional,” kata Wamentan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Hal itu disampaikan Mas Dar sapaan akrab Wamentan Sudaryono, dalam Jambore Nasional Jamaah Tani Muhammadiyah Ke-I di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Ia menjelaskan Indonesia saat ini berada pada jalur yang benar, yang mana ketahanan pangan nasional yang terjaga akan memperkuat kepercayaan diri Presiden Prabowo Subianto dalam percaturan global.
Ia menilai, keamanan pangan membuat Indonesia mampu bernegosiasi dengan negara lain secara gagah, karena rakyat tidak kelaparan dan cadangan pangan nasional dalam kondisi terkendali.
“Kita pada track yang benar. Presiden Prabowo sangat confidence dalam percaturan dunia internasional karena pangannya aman, rakyatnya tidak kelaparan, sehingga gagah bernegosiasi dengan negara lain,” ujar Sudaryono.
Wamentan memaparkan capaian produksi beras nasional hingga akhir 2025 diperkirakan surplus 3 hingga 3,5 juta ton, sebagai hasil dari kebijakan pemerintah yang berpihak pada petani dan masyarakat. Adapun produksi beras hingga akhir tahun ini diperkirakan mencapai 33 hingga 34 juta ton.
“Saya laporkan Insya Allah, produksi beras kita surplus 3 hingga 3,5 juta ton sampai dengan Desember (2025),” bebernya.
Ia menambahkan, surplus tersebut ditopang oleh kebijakan penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah Rp6.500 per kilogram, yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga memastikan dukungan berupa kemudahan akses pupuk bersubsidi dan sarana produksi lainnya, agar produksi pangan terus meningkat dan swasembada beras dapat dipertahankan secara berkelanjutan.
“Ini diiringi dengan kesejahteraan petani melalui penetapan harga pembelian gabah Rp6.500, kemudahan pupuk bersubsidi, dan dukungan sarana produksi lainnya,” kata Wamentan.