Ya Rasulallah… Puisi Kerinduan Gus Mus pada Sang Nabi SAW

Khazanah2125 Dilihat

Puisi kerinduan Gus Mus pada Rasulullah SAW

Di kutip dari laman NU Online, KH A Musthofa Bisri (Gus Mus) mengungkapkan kerinduan kepada Nabi Muhammad saw melalui sebuah puisi.

Kerinduan Gus Mus pada Nabi Muhammad diungkapkannya dalam bait syair puisi yang berjudul ‘Ya Rasulallah’. Berikut puisi karya Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini:

Ya Rasulallah

Ya Rasulallah
aku ingin seperti santri berbaju putih
yang tiba-tiba datang menghadapmu
duduk menyentuhkan kedua lututnya pada lutut agungmu
dan meletakkan telapak tangannya di atas paha-paha muliamu
lalu aku akan bertanya

Ya Rasulallah
tentang islamku?
ya Rasulallah
tentang imanku?
ya Rasulallah
tentang ihsanku?

Ya Rasulallah
mulut dan hatiku bersaksi
tiada tuhan selain Allah
dan engkau ya Rasulallah utusan Allah
tapi kusembah juga diriku Astaghfirullah
dan risalahmu hanya kubaca bagai sejarah

Ya Rasulallah
setiap saat jasadku shalat
setiap kali tubuhku bersimpuh
diriku jua yang kuingat.
setiap saat kubaca shalawat
setiap kali tak lupa kubaca salam
Assalamu’alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarakatuh
salam kepadamu wahai nabi juga rahmat dan berkat Allah
tapi tak pernah kusadari apakah di hadapanku
kau menjawab salamku
bahkan apakah aku menyalamimu

Ya Rasulallah
ragaku berpuasa
dan jiwaku kulepas bagai kuda
ya Rasulallah
sekali-kali kubayar zakat dengan niat
dapat balasan kontan dan berlipat
ya Rasulallah
aku pernah naik haji
sambil menaikkan gengsi
ya Rasulallah, sudah islamkah aku?

Ya Rasulallah
aku percaya Allah dan sifat-sifat-Nya
aku percaya malaikat
percaya kitab-kitab suci-Nya
percaya nabi-nabi utusan-Nya
aku percaya akherat
percaya qadha-qadar-Nya
seperti yang kucatat
dan kuhafal dari ustad
tapi aku tak tahu
seberapa besar itu mempengaruhi lakuku
ya Rasulallah, sudah imankah aku?

Ya Rasulallah
setiap kudengar panggilan
aku menghadap Allah
tapi apakah Ia menjumpaiku
sedang wajah dan hatiku tak menentu
ya Rasulallah, dapatkah aku berihsan?

Ya Rasulallah
kuingin menatap meski sekejap
wajahmu yang elok mengerlap
setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap.

Ya Rasulallah
kuingin mereguk senyummu yang segar
setelah dahaga di padang kehidupan hambar
hampir membuatku terkapar.

Ya Rasulallah
meski secercah, teteskan padaku
cahyamu
buat bekalku sekali lagi
menghampiri-Nya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *