Syeikh Bayu Anom, Kyai Samuji dan Sisi Lain Keberagamaan Desa Mangli

Publika1872 Dilihat

MEDIASI – Desa Mangli merupakan salah satu dari 18 desa yang ada di wilayah Kecamatan Randudongkal Pemalang. Dikutip dari laman mangli.desakupemalang.id, nama ‘Mangli’ berasal dari nama dusun asal salah satu tokoh yang dikeramatkan masyarakat desa tersebut yakni Mbah Derpa Manggala yang diceritakan berasal dari dusun Mangli Purbalingga.

Selain itu, nama ‘Mangli’ juga dituturkan diambil dari kata ‘Manglih’ yang berarti berubah wujud. Karena konon Mbah Derpa Manggala yang makamnya berada di pemakaman umum dusun Kalijambe Mangli dulunya dikenal sebagai orang sakti yang bisa beralih-alih rupa.

Selain Mbah Derpa Manggala yang berada di dusun Kalijambe, di Desa Mangli juga terdapat dua makam yang dikramatkan masyarakat setempat yang berada di pemakaman umum ‘makam dawa’ yang bernama Syeikh Bayu Anom dan Syeikh Baurekso yang disebut sebagai pengawal atau murid dari Syeikh Bayu Anom.

Menurut salah satu tokoh muda Desa Mangli dan juga aktivis GP Ansor, Syeikhu, mengatakan bahwa di Mangli terdapat 3 pemakaman umum yang masing-masing mempunyai keunikan tersendiri. Dimana menurutnya, jika di Makam Kalijambe disebut sebagai makamnya para priyayi (tokoh pemerintahan). Sementara di ‘Makam Dawa’ disebut makamnya para kyai (ulama) dan makam satu lagi yang masuk makam umum Krajan sebagai makam umum (awam).

Namun demikian, masyarakat desa Mangli selalu menggelar Haul Umum secara bergiliran sebagai penghormatan pada leluhur dan ahli kubur masyarakat Mangli di ketiga pemakaman umum tersebut.

Syeikh Bayu Anom dan Kyai Samuji

Syeikh Bayu Anom dipercaya sebagian besar masyarakat Mangli sebagai tokoh pembawa syiar Islam awal di wilayah Mangli dan sekitarnya. Beliau dikramatkan bukan hanya oleh penduduk setempat, tapi juga oleh orang-orang dari berbagai manca daerah datang untuk tawassulan ‘ngalap’ berkah di makamnya.

Riwayat kesejarahan asal usul dan silsilah nasab serta sanad Syeikh Bayu Anom sendiri belum ada catatan tertulis atau tutur cerita yang lengkap mengenainya. Semua yang terkait dengannya masih masteri, namun melegenda bagi masyarakat Mangli, bahwa Syeikh Bayu Anom itu adalah bagian dari leluhur dan kesejarahan adanya desa Mangli dan syiar Islam di desa tersebut.

Menurut Kang Syeikhu sendiri, dirinya dan tokoh-tokoh ulama serta masyarakat semakin yakin akan ‘kekramatan dan kekewalian’ Syeikh Bayu Anom manakala ketika kedatangan KH Subhan Ma’mun dari Brebes saat gelaran acara Haul di makam dawa. Dimana saat itu, menurut penyampaian Kyai Subhan yang juga saat ini mengemban amanah sebagai salah satu Rais Syuriah PBNU menyebutkan bahwa makam yang dimaksud sebagai kuburan Syeikh Bayu Anom sebagai Makam orang sholeh yang perlu di ‘rumati’ atau dimuliakan.

Sementara Kyai Samuji disebutkan sebagai salah saty tokoh ulama awal penyebar ajaran syariat Islam di Mangli. Setelah beliau kemudian dikenal ada dua Kyai desa yang dituakan dan punya pengaruh besar pada gerak syiar Islam yang berbeda firkoh jam’iyyahannya, yakni dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) ada Kyai Anshor dan Jam’iyah Rifaiyyah ada Kyai Abdul Karim.

Warga Desa Mangli mayoritas memang beragama Islam, namun mereka terbagi dalam beberapa kelompok ‘aliran jam’iyyah atau organisasi’. Namun kebanyakan terbagi dalam dua kelompok besar yaitu kelompok Nahdlotul Ulama dan Rifa’iyah. Sebagian kecilnya ada yang tergabung dalam Muhammadiyah dan Salafi.

Namun demikian, secara amaliyah ubudiyah antara NU dan Rifaiyyah hampir sama tata syariatnya, hanya berbeda dalam beberapa rujukan kitab dasar fiqhiyyah saja. Rifaiyyah berpedoman utama pada Kitab Tarjuman karangan Syeikh Rifaiyyah (pendirinya), sementara kalangan NU berpegang pada kitab dasar Safinatunnaja dan kitab Syafi’iyyah lainnya.

Nah, Kyiai Samuji inilah pembawa syiar dan pengajar pertama yang mengenalkan kitab Tarjuman pada umat Islam di kitaran Mangli. Beliau juga merupakan ‘bogol’ atau tokoh utama yang kemudian melahirkan tokoh-tokoh agama Islam di desa Mangli.

Namun yang menarik, dari keturunan Kyai Samuji ini menyebar, tidak hanya mengikuti Rifaiyyah saja, tapi juga banyak yang ke NU, bahkan ada yang jadi tokoh penggerak syiar NU.

Masyarakat Mangli, baik yang NU maupun Rifaiyyah, mengakui ketokoh-ulamaan Kyai Samuji dan menganggapnya sebagai salah satu tokoh yang berjasa dalam berkembangnya syiar ajaran Islam di desa Mangli. Wallahu’alam

Lahuma… Al Fatihah

Oleh : Abdul Azis Nurizun (Founder PP Babussalam Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman dan Ketua PW FKDMI Jawa Tengah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *