Gelar Kongres Darurat, Para Aktivis Lingkungan Berharap Gunung Slamet Jadi Taman Nasional

Nusantara638 Dilihat

MEDIASI – Puluhan aktivis lingkungan hidup, seniman dan budayawan serta akademisi berkumpul di Riverside Coffeeshop Jl Patimura 72 Komplek Situs Ki Ageng Mbilung Banyumas pada Sabtu (26/10). Mereka menggelar acara bertajuk ‘Kongres Darurat Gunung Slamet Menuju Taman Nasional’ secara marathon selama sehari.

Menurut salah satu Penyeleggara Kongres, Era Prima Bhre Javi, acara tersebut digelar bertujuan menjaga ekosistem dan kearifan lokal yang ada di kitaran Gunung Slamet agar tetap lestari. Gunung Slamet yang merupakan gunung tertinggi kedua di pulau Jawa merupakan sumber kehidupan utama masyarakat, terutama setidaknya warga yang berada di 4 wilayah Kabupaten yakni Banyumas, Brebes, Pemalang, Purbalingga dan Tegal.

“Acara ini diadakan guna menjaga kelestarian gunung Slamet. Karena gunung ini merupakan sumber kehidupan. Karena ia menjaga air, menjaga ekosistem, menjaga kearifan lokal,” kata Prima seperti dikutip dari chanel Youtube @IndonesiaBagus, Ahad (27/10/2024).

Prima berharap dengan digelarnya Kongres, aspirasi masyarakat dan para aktivis untuk menjadikan Gunung Slamet sebagai Taman Nasional bisa segera terwujud. Karena dengan adanya kebijakan policy dan legalitas hukum oleh negara Gunung Slamet menjadi Taman Nasional, kelestarian alamnya akan terjamin. Ia bahkan berharap, Gunung Slamet dan ekosistem yang ada didalamnya bisa menjadi situs warisan dunia.

“Dengan Gunung Slamet menjadi Taman Nasional diharapkan akan terjamin kelestariannya berdasarkan regulasi dan policy Undang-undang kebijakan pemerintah atau dilindungi oleh negara, syukur2 dunia, jadi situs warisan dunia,” tandasnya.

Keinginan agara Gunung Slamet menjadi salah satu situs warisan dunia menurut Prima punya argumentasinya. Ia mengungkapkan adanya penemuan situs purbakala Semedo dan Bumiayu sebagai lanscape geologi tertua zaman prasejarah menjadi bukti penguatnya. Ia mengklaim Situs di dua tempat di kitaran Gunung Slamet tersebut merupakan warisan leluhur yang sangat berharga yang usianya lebih tua dari situs Trinil.

“Salah satu situs geologi tertua & situs prasejarah yang ditemukan homoerektus Bumiayu homoerektus Semedo yang usianya 300ribu tahun lebih tua daripada situs trinil. Acara ini juga dalam rangka menjaga warisan leluhhur agar bisa dinikmati anak cucu kita” ungkapnya.

Gelaran Kongres Darurat Gunung Slamet menuju Taman Nasional selain dihadiri para aktivis pegiat lingkungan hidup, juga dihadiri beberapa tokoh seperti dari anggota DPD RI Dr Abdul Kholik, Peneliti BRIN Prof Ibnu Maryanto, Pj Bupati Banyumas dan sederet tokoh budayawan lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *