MEDIASI – Desa Banyumudal merupakan salah satu desa dari 10 desa di Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang. Desa Banyumudal merupakan desa terluas di Kecamatan Moga dengan luas wilayah 915 ha. Desa ini selain dikenal sebagai desa wisata yang berlimpah sumber mata air, juga masyarakatnya terkenal agamis serta terdapat banyak pusat pendidikan keagamaan mulai dari madrasah hingga pondok pesantren.
Di desa ini juga terdapat banyak ulama yang yang sangat dihormati dan punya andil besar dalam syiar Islam, khususnya di wilayah Pemalang selatan. Diantara Kiai panutan umat tersebut ada Kyai Minhaj Banyumudal. Beliau merupakan salah satu ‘pusaka’nya Pemalang yang selain kenal alim alamah juga disebut sebagai Waliyullah di Pemalang yang hidup di era 1990-an.
Nama lengkap Kiai Minhaj adalah KH Minhajul Abidin. Beliau diperkirakan lahir sekitar tahun 1942 dari pasangan KH Mahlan Jami’ dan Nyai Isti’anah. Kedua orangtuanya berasal dari Kabupaten Tegal. Ayah Kiai Minhaj, KH Mahlan Jami’ bin KH Maqsum bin KH Mu’id adalah seorang ulama terkemuka dan disegani serta merupakan soko gurunya Kiai di Jawa Tengah.
Kyai Minhaj adalah anak terakhir dari delapan saudara, yakni Nyai Jami’, Nyai Hj. Shofiyah Munfi’ah, Nyai Hj. Sholihah, Nyai Khumaeroh, Nyai Jamroh, KH. Muhammad Bilal, Nyai Nu’imah, Nyai Hj. Wuryanah. Kiai Minhaj dan ketujuh saudaranya ini dimakamkan berdekatan di makbaroh umum Banyumudal komplek gamprit.
Sejak usia belia, KH Mahlan Jami’ telah mendidik anak-anaknya, termasuk Kyai Minhaj berbagai ilmu agama. Menginjak usia muda, oleh orangtuanya, Kiai Minhaj dikirim ke Pondok Pesantren Al Hidayah Lasem Kab. Rembang dibawah asuhan KH. Muhammad Maksum Achmad atau lebih terkenal dengan sebutan Mbah Maksum Lasem.
Sejak kecil Kiai Minhaj dikenal cerdas dan telah mempunyai kelebihan ‘supranatural’ serta ilmu laduni. Salah satu karomahnya, diceritakan pada saat kakaknya KH Muhammad Bilal sedang menuntut ilmu di Pesantren Kaliwungu Kendal dan berkirim surat pada keluarganya dengan bahasa Arab tanpa harokat, oleh Kiai Minhaj kecil surat tersebut mampu dibacanya dengan fasih. Padahal, saat itu Kiai Minhaj masih kecil dan belum sempat memahami ilmu gramatika bahasa Arab atau ilmu Nahwu-Sorof.
Selain itu, salah satu karomahnya yang banyak diceritakan adalah ketepatannya dalam berbicara. Beliau dikatakan mempunyai pandangan bathin ke depan, sehingga setiap apa yang beliau ucapkan, maka tidak menunggu lama akan terjadi.
Sejak muda, Kiai Minhaj dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan hidup zuhud. Beliau menikahi perempuan bernama Nyai Nuriyah. Bersama istrinya, beliau sempat menjadi pedagang baju di Pasar Moga. Sembari berdagang beliau membimbing umat dengan mengajarkan ilmu agama pada masyarakat Banyumudal dan sekitarnya.
Kiai Minhaj juga aktif berorganisasi di Jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU). Beliau termasuk ulama yang gigih berjuang membesarkan NU di wilayah Moga dan sekitarnya. Di NU ini, beliau pernah menjabat menjadi Rais Am Majelis Wakil Cabang (MWC) Kecamatan Moga hingga Pengurus Cabang NU Kabupaten Pemalang.
Kiai Minhaj selalu menjadi rujukan banyak kiai, terutama dalam memecahkan persoalan permasalahan keagamaan yang sulit diputuskan. Beliau menjadi rujukan jika ada urusan penting di tubuh NU dan permasalahan keumatan.
Bahkan, ilmu dan kealiman yang dimiliki Kiai Minhaj sendiri pernah diakui dan dikagumi oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Pada saat kunjungannya ke Pemalang pada tahun 1988, Gus Dur mengemukakan ketakjuban keilmuan dan kealiman yang dimiliki Kiai Minhaj. Gus Dur mengatakan bahwa baru kali ini ada Kiai Desa yang mampu membuat kiai-kiai nasional takjub.
Sehingga tidak heran, jika dikatakan bahwa Kiai Minhaj bukan ulama sembarangan. Kualitas nasab dan sanad keilmuan Kiai Minhaj, melebihi zaman dan lingkungannya, Beliau merupakan kiai Desa yang berkaliber nasional. Dengan keilmuan yang dimilikinya, beliau juga mampu menorehkan karya sebuah kitab permasalahan agama yang dinamai dengan Kitab Tansiq Al Afham Li Irsyaadi Al Awwam yang berisi 50 soal agama terutama dalam bidang Fiqh. Kitab ini disusun setelah ada Bahtsul Masa’il NU Kec. Moga untuk menjawab persoalan fiqh kontemporer yang banyak dijumpai dikalangan masyarakat.
Walau dikenal kiai yang linuwih atau khos, beliau tetap senantiasa dikenal senang menjalin silaturahim, tegas, mengayomi, menghormati tamu, sopan santun, berakhlaq, dan teguh menjaga nilai-nilai keislaman. Seluruh hidupnya diabdikan pada umat, beliau dikenal umat sebagai muballigh setia yang ikhlas li i’la’i kalimatillah.
Kiai Minhaj menganggap pengabdian sebagai laku tarekatnya. Menurut banyak orang yang berinteraksi dan mengenal masa hidupnya, Kyai Minhaj adalah seorang guru (kyai) dari Pemalang yang kurang dikenal di tingkat nasional, namun keilmuan dan pangkat kewaliannya menimbulkan ketakjuban hebat dari satu ujung jaringan ke ujung jaringan lainnya.
Pada tahun 1997, KH. Minhajul Abdin wafat. Upacara pemakamannya dibanjiri banyak tokoh dan masyarakat yang ingin memberikan penghormatan terakhir. Beliau dikebumikan di komplek makbaroh umum Gamprit Banyumudal berdampingan dengan para ulama dan tokoh yang berjasa dalam syiar agama. Lahu… Al Fatihah
Oleh : Abdul Azis Nurizun (Founder PP Babussalam Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman)