MEDIASI – Romo Kiai Hasan, begitu kami santri Karangtengah memanggil nama beliau. Bernama lengkap Kiai Hasan Bisri bin Kiai Abdul Majid, beliau lahir di desa Mejagong Kecamatan Randudongkal, Pemalang.
Kiai Hasan merupakan salah satu santri generasi awal yang dibimbing langsung almaghfurlah KH Syahmari Syarif, pendiri dan pengasuh utama Pondok Pesantren Mislakhul Muta’alimin (MIM) Karangtengah Desa/Kecamatan Warungpring Pemalang.
Kiai Hasan, selain dikenal sebagai pribadi yang alim, juga kiai yang sangat tawadhu’. Penulis beruntung pernah meguru dan menyaksikan sendiri bagaimana kealiman dan ketawadhuannya. Sebagai salah satu dewan assattidz (pengajar), beliau memang paling sepuh dan senior. Namun, keteladanan perilaku akhlak beliau seperti tidak ada padanannya hingga saat ini.
Santri plus Kiai yang Akhlaknya Membumi
Di lingkungan Pesantren MIM, terutama bagi durriyah pengasuh, Kiai Hasan selain sebagai Pendidik/pengajar beliau juga masih dikatakan sebagai ‘Santri Senior’. Beliau menimba ilmu hingga berjodoh sampai akhir hayatnya tinggal di Karangtengah dimana Pesantren berada. Beliau berkhidmat di Pesantren MIM sejak dibawah asuhan KH Syahmari sampai kepemimpinan pesantren dipegang oleh kedua anaknya, yakni KH Abdul Aziz dan KH Farihin.
Kiai Hasan bahkan yang memomong atau bantu mengasuh KH Abdul Aziz dan KH Farihin saat keduanya masih usia balita hingga remaja. Namun, penghormatan Kiai Hasan pada kedua putra gurunya tersebut sama seperti dirinya menghormati pada KH Syahmari.
Bahkan, setelah KH Syahmari wafat pun, Kiai Hasan sami’na wa atho’na pada ‘sendiko dawuh’ pada kedua putra gurunya tersebut. Padahal, secara usia Kiai Hasan lebih tua dan senior serta kedua putra KH Syahmari tersebut pernah dibimbing jadi anak didik (santri) Kiai Hasan. (bersambung)
Oleh : Abdul Azis Nurizun (Founder PP Babussalam Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman)
