MEDIASI – Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) mengatakan dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat terasa bagi nelayan kecil. Sehingga, banyak nelayan yang tidak melaut karena mahalnya dan juga sulitnya didapat BBM jenis solar.
Pernyataan tersebut mengemuka saat gelaran acara Focus Grup Discussion (FGD) di Pondok Pesantren Al Maliki Kota Pekalongan, Kamis (8/9).
Acara tersebut diiniasi dan difasilitatori yang difasilitatori oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Asisten Keuangan Inflasi Syariah yang menghadirkan dari berbagai perwakilan lembaga dan instansi yakni KNTI, PC NU Kota Pekalongan, Muslimat Pekalongan dan Lembaga Keuangan syariah (BSI, BJB, Pegadaian Syariah) serta BUMN lainnya seperti Pertamina, Bulog, dan Telkom.
Menurut Ketua KNTI Pemalang, Suritno, pada acara FGD tersebut dirinya menyampaikan permintaan agar Pertamina dan instansi terkait mempermudah Pembangunan Stasiun Pengisian BBM Mini (SPBM) di wilayah Pemalang guna mempermudah nelayan mendapatkan bahan bakar untuk melaut.
“Kami meminta agar pembangunan SPBM khususnya Desa Ketapang Ulujami dan Dusun Pejarakan Danasari Pemalang dipermudah,” kata Suritno pada MEDIASI, Jum’at (9/9/2022).
Suritno juga mengungkapkan guna menjaga kestabilan harga ikan, ia berharap Bulog membeli hasil tangkapan ikan nelayan.
“Kepada Bulog, KNTI Pemalang meminta agar hasil tangkapan ikan bisa dibeli Bulog sehingga harganya stabil,” ujarnya.
Selain itu, Suritno juga meminta Bulog mampu menstabilkan pasokan bahan pokok untuk perbekalan nelayan melaut, dengan kerjasama Bulog bersama koperasi nelayan membuat RPK (Rumah Pangan Kita).