Sikapi Dampak Kenaikan BBM, KNTI Jawa Tengah Gelar Rembug Nelayan

News1606 Dilihat

MEDIASI – Puluhan nelayan di pesisir pantura Kota Semarang, Demak dan Kabupaten Pekalongan yang tergabung dalam Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jawa Tengah (Jateng) menggelar ‘Rembug Nelayan’ bertajuk “Subsidi BBM Tepat, Nelayan Bangkit Lebih Cepat” di Kampung Nelayan Huntara, Tambak Rejo, Semarang, Rabu (7/9).

Hadir pada acara tersebut diantaranya anggota DPRD Jateng dari Komisi C Riyono dan Anggota Komisi B Andang Wahyu Triyanto beserta sejumlah instansi pemerintah lainnya.

Ada pun topik pembahasan yang didiskusikan diantaranya berkisar permasalahan yang sedang dihadapi nelayan mulai dari masalah pengurangan subsidi BBM, mengingat nelayan tradisional sangat menggantungkan pada solar. Selain itu, dibahas juga terkait rob, harga jual ikan, dan kesejahteraan nelayan yang kurang.

Sebagai anggota Pansus Nelayan DPRD Jateng, Riyono mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan KNTI. Kegiatan tersebut menurutnya bentuk dari upaya bersama supaya nelayan dapat sejahtera.

Tidak hanya menyerap aspirasi nelayan, Riyono juga turut menyerap aspirasi dari Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) mengenai pemberdayaan ekonomi perempuan warga pesisir pantai.

“Harapannya kita menginisiasi untuk asuransi berkelanjutan bagi teman-teman nelayan, subsidi BBM yang sudah saya perjuangkan sejak 3 tahun yang lalu dan sedikit banyaknya juga berhasil, serta pemberdayaan ekonomi ibu-ibu nelayan. Permasalahan yang mengemuka kita tampung dan kita anggarkan ke APBD supaya nelayan kita betul-betul mendapat perhatian,” jelas Riyono seperti dilansir MEDIASI dari laman resmi DPRD Jateng, Kamis (8/9/2022).

Sedangkan anggota komisi B Andang Wahyu Triyanto mengungkapkan persoalan kartu Kusuka (kartu usaha kelautan dan perikanan) yang diterbitkan oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan Indonesia.

Wahyu menyampaikan untuk para nelayan agar mendaftarkan diri supaya mendapatkan kartu tersebut mengingat banyak manfaatnya, seperti memudahkan nelayan mengakses transaksi online, memudahkan akses pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) dan pengajuan asuransi nelayan.

“Setidaknya ada kemajuan bagi nelayan. Untuk Kusuka, anggotanya harus di tingkatkan dengan mendaftarkan terlebih dahulu ke dinas terkait, harus adanya semangat untuk mendaftarkan diri karena banyak sekali manfaat yang di dapat bagi para nelayan,” ungkap Wahyu.

Sementara itu, Ketua DWP KNTI Jateng Ari Nugroho dalam sambutannya berharap dengan adanya acara rembug nelayan maka perwakilan instansi dapat menyerap aspirasi tersebut untuk kemudian bisa menjadi program kebijakan pemerintah.

“Permasalahan apa dan kendalanya apa. Jadi kita berkumpul di sini berbagi masukan supaya anggaran dari pemerintah bisa tepat sasaran,” ujar Ari.

Tak kalah pentingnya, lanjut Ari, adalah masalah asuransi bagi nelayan. Sekarang ini nelayan perlu sebuah jaminan keselamatan mengingat saat melaut banyak kendala yang dihadapi termasuk ancaman keselamatan jiwa.

“Pesisir di Kota Semarang dan Demak memiliki sedikit jumlah bangunan pemecah gelombang. Tidak sedikit nelayan mempertaruhkan nyawanya supaya bisa melaut. Tak hanya itu, sedikit bangunan pemecah gelombang turut menjadikan rob masuk ke permukiman warga pesisir,” demikian Ari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *