MEDIASI – Budayawan NU yang juga mantan Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) 2004-2015, Ngatawi Al-Zastrouw, mengungkapkan bahwa lahirnya Lesbumi NU sebagai jalan tengah antara dua ideologi yang sama-sama sekuler yakni Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) milik Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Manifesto Kebudayaan (Manikebu) milik Partai Nasionalis Indonesia (PNI).
“Komunisme masuk melalui Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) dengan jargonnya bahwa seni sebagai alat untuk revolusi dan realisme sosial. Kemudian, ideologi humanisme universal diwakili oleh Manifesto Kebudayaan (Manikebu). Di tengah-tengah ini, karena keduanya sekuler, lahirlah Lesbumi,” kata Ngatawi Al Zastrouw saat mengisi Seminar dengan tema Peran Lembaga Kebudayaan Islam dalam Membentuk Wajah Sastra dan Drama Bernapas Islam di Indonesia pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Teater Prof Muhammad Yunus lantai 3 FITK, Senin lalu (27/5).
Menurut dosen Pascasarjana Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) ini, Lesbumi lahir didesain untuk menjadikan seni sebagai ekspresi religius.
“Kalau kita lihat pendirinya tiga serangkai Djamaludin Malik, Usmar Ismail, dan Asrul Sani. Ketiganya ini adalah kelompok yang ingin menjadikan seni sebagai instrumen untuk merefleksikan dan mengekspresikan spirit religius,” ungkapnya.
Zastrouw juga menjelaskan bahwa tujuan didirikannya Lesbumi adalah sebagai wadah ekspresi bagi seniman-seniman Muslim sehingga ekspresi spirit religius dapat dimanifestasikan ke dalam seni.
Selain itu, tujuan lainnya adalah memodernisasi kesenian pesantren agar dapat tampil di kancah nasional. Ia mengungkapkan bahwa pada saat itu kesenian pesantren lebih banyak diwarnai oleh karakter Arab, Timur Tengah, dan seni tradisi yang tidak populer.
“Karena itu, Lesbumi memodernisasi kesenian tersebut agar dapat berkompetisi di kancah nasional. Di mana seni pada saat itu menjadi instrumen untuk melakukan kontestasi ideologi maupun kontestasi politik,” ujarnya.
Untuk diketahui, Lesbumi NU didirikan sebagai wadah perjuangan seniman dan budayawan NU yang didirikan pada 21 Syawal 1381 H atau 28 Maret 1962 M.
Pada awal berdirinya dipimpin tiga serangkai sineas nasional yaitu Djamaludin Malik, Asrul Sani, dan Usmar Ismail. Ketiganya merupakan tokoh perfilman Indonesia.