Mbah Sholeh Al Madyani, Wali Paku Bumi Pemalang yang Ahli Silaturahim dan Wira’i

Ensiklopedi2619 Dilihat

MEDIASI – Di wilayah pantura Pemalang banyak terdapat makam para aulia masyhur yang dikebumikan. Salah satunya adalah makam Waliyullah Mbah Sholeh al Madyani yang terletak di desa Kebagusan Kecamatan Ampelgading, Pemalang. Jaraknya dari jalan raya nasional Pantura sebelum jembatan Comal sekitar 3 kilometer ke utara menyusuri jalan desa Jatirejo – Kebagusan.

Nasab silsilah keturunan dan sanad keilmuan (guru) yang dimiliki Mbah Sholeh al Madyani masih menjadi misteri  hingga saat ini. Namun demikian, beliau dipercaya para ulama dan masyarakat sebagai salah satu Waliyullah yang mempunyai banyak karomah dan disebutkan sebagai salah satu gurunya Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan.

Dari Penulusuran Penulis, berdasarkan cerita yang diperoleh Kiai Akyas (salah satu pengurus Pondok Pesantren Al Ishlah dan Kepala Sekolah SMK Al Ishlah Plus Kebagusan), asal usul Mbah Sholeh ada dua versi. Pertama, Mbah Sholeh merupakan putra kandung Haji Irsyad Jatirejo. Kedua, Mbah Sholeh merupakan putra angkat Haji Irsyad yang dibawanya dari tanah suci saat menunaikan ibadah haji.

Menurut Kiai Akyas, pendapat yang kedua ini lebih cocok, karena nama belakang mbah Sholeh ‘al Madyani’ menisbatkan pada nama salah satu tempat atau daerah yang bernama ‘Madyan’ yang berada di wilayah jazirah Arab. Di Arab Saudi, memang terdapat kota kuno bernama Madyan yang masuk wilayah propinsi Tabuk, Arab Saudi. Kota ini dulu dikenal sebagai kotanya Nabi Syuaib Alaihi Salam dan kaumnya berada.

Wali Abdal yang Ahli Silaturahim dan Wira’i

Mbah Sholeh Al Madyani tidak hanya dikenal di wilayah Pemalang saja. Pada masa hidupnya justru beliau masyhur dan lebih banyak dikenal di wilayah Pekalongan hingga demak, bahkan sebagian nusantara pernah dijelajahinya.

Mbah Sholeh memang dikenal sebagai Kiai yang rajin bersilaturahim ke berbagai ulama dan golongan masyarakat. Hampir kiai-kiai terkenal di wilayah Pekalongan dan sekitarnya disebutkan pernah didatangi dan tabarrukan dengan Mbah Sholeh. Masa hidupnya memang dikenal lebih banyak dihabiskan mengembara dakwah ke berbagai daerah di nusantara.

Bukti beliau ahli silaturahim, saat wafatnya Mbah Sholeh Al Madyani, banyak para tokoh ulama hadir melayat, diantaranya seperti  Habib Lutfi bin Yahya (Pekalongan), Mbah Mangli (Magelang), Guru Sekumpul (Kalimantan), dan berbagai kiai khos yang dikenal wali dari berbagai penjuru nusantara hadir tepat di hari wafatnya.

Banyaknya para Kiai khos hadir tepat pada hari wafatnya Mbah Sholeh juga menjadi bukti kekeramatan dan kemasyhuran beliau, padahal saat itu belum ada alat komunikasi modern yang bisa untuk memberitahukan berita secepat zaman saat ini. Hal ini juga menegaskan bahwa Mbah Sholeh al Madyani bukanlah tokoh sembarangan.

Selain ahli silaturahim, Mbah Sholeh juga seorang ulama yang sangat Wira’i (bersikap dan berlaku hati-hati terhadap hal-hal yang makruh dan hal-hal yang syubhat). Kewira’ian beliau banyak diceritakan para ulama yang menyaksikan perilaku hidupnya. Salah satunya yang pernah diceritakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah Kebagusan, KH Zen Ahmad.

Seperti dikutip dari laman blog GP Ansor Ampelgading, diceritakan dalam suatu waktu mbah Sholeh Al Madyani silaturahim ke rumah Kiai Syamsari (ayah KH Zen Ahmad), saat dalam perjalanan kaki beliau tertusuk semacam paku. Ketika tiba di rumah Kiai Syamsari, Mbah Sholeh minta dipetikkan daun petir guna mengobati luka kaki beliau. Setelah daun petir didapatkan dan diserahkan ke Mbah Sholeh, beliau pun langsung menolak dan membuangnya.

Setelah ditelusuri, ternyata daun petir yang diserahkan Kiai Syamsari tidak dimintakan izin saat memetik kepada pemiliknya. Mbah Sholeh tidak mau menggunakannya karena tahu daun yang dipetik itu haram digunakan karena tidak meminta izin dari si empunya pohon. Padahal saat itu secara dhohiriyah Mbah Sholeh tidak mengetahui. Ini juga menjadi bukti karomah yang dimilikinya.

Mbah Sholeh Al Madyani dipercaya sebagai waliyullah pimpinan Wali Abdal. Kata “abdāl” adalah bentuk jamak dari kata “badal” atau pengganti. Syekh Ihsan Jampes dalam Kitab Sirajut Thalibin ala Minhajil Abidin mengatakan, abdal adalah sekelompok wali Allah. Mereka adalah pengganti para nabi. Mereka berjumlah tujuh orang, tidak lebih dan tidak kurang sebagaimana pendapat Abul Baqa’. Wali Abdal adalah Wali Paku Bumi.

Usia Mbah Sholeh diperkirakan hingga berumur 325 tahun dan wafat pada hari Jum’at Kliwon Robius Tsani tahun 1977 Masehi. Beliau dikebumikan di Makbaroh Desa Kebagusan Ampelgading, Pemalang. Saat beliau wafat, pengurusan pemakaman jenazahnya ditangani langsung oleh murid beliau seorang Durriyah Rasulullah yang juga dikenal dan diyakini sebagai min Auliyyaillah yang masih jumeneng yakni Maulana Habib Luthfin bin Ali bin Hasyim bin Yahya.

Untuk Mbah Sholeh Al Madyani dan para Wali Abdal di bumi Nusantara… Lahum. Al Fatihah

Oleh : Abdul Azis Nurizun (Founder PP Babussalam Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *