MEDIASI – Setiap bulan Desember hingga Januari berbagai komunitas, terutama Gusdurian seluruh penjuru daerah menggelar
Haul ke-15 Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Tak terkecuali Komunitas Gusdurian di Pemalang, pada Ahad, 27 hingga 29 Desember 2024 juga kembali memperingati Haul Gus Dur ke 15 dengan Tema ‘Agama untuk Kemanusiaan dan Krisis Iklim’ dengan menggelar Pesta Rakyat dan Pagelaran Wayang Santri.
Komunitas Gusdurian Pemalang bersama berbagai elemen komunitas Pemalang lainnya menggelar rangkaian kegiatan haul tokoh pluralisme ini dipusatkan di Pesantren Babussalam Nurul Iman Karangmulya Sikasur Belik Pemalang.
Komunitas GUSDURian Pemalang menggelar rangkaian kegiatan mulai dari ziarah makam ulama dan pahlawan pejuang Pemalang hingga paleran wayang, berbagai komunitas masyarakat juga ikut andil meramaikan peringatan wafatnya Gus Dur atau Haul gus Dur ini.
Tahun ini peringatan Haul Gus Dur juga dirayakan dengan Panggung Rakyat salahsatunya pementasan wayang kulit dengan Dalang Ki Suryo Singo Carito dari Pengurus Wilayah Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (PW LESBUMI) NU Jawa Tengah.
Kegiatan pagelaran wayang kulit yang digelar di halaman pondok pesantren Babussalam Nurul Iman sebagai puncak dari kegiatan Haul ke Gus Dur ke 15 ini.
Menurut ketua Panitia Haul Gus Dur ke 15 Komunitas Gusdurian Pemalang, Musbihan Jamil, gelaran Panggung Rakyat dan pagelaran wayang dipilih karena Gus Dur dikenal sebagai pemimpin yang sangat merakyat dan kesenian ini juga adalah salah satu kesenian yang jadi kesukaan Gus Dur saat masih hidup.
“Selain itu, Wayang juga salah satu bentuk kesenian yang jadi sarana syiar islam di Jawa. Sehingga selain sebagai bentuk haul, ini juga bentuk untuk melestarikan kebudayaan dan syiar islam,” jelas Musbihan yang juga aktivis Pagar Nusa Kabupaten Pemalang.
