Syeikh Armia, Majelis Ta’lim Aqou’idudin dan Pondok Pesantren At Tauhidiyyah

Ensiklopedi890 Dilihat

MEDIASI – Ribuan masyarakat dari berbagai penjuru daerah pada tanggal 27 Muharram setiap tahunnya tumpah ruah berdatangan ke Desa Cikura Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal.

Masyarakat berbondong-bondong datang ke Cikura guna menghadiri Haul salah satu ulama karismatik dan dikenal sebagai waliyullah, yakni Syeikh Armia. Beliau merupakan kakek dari dua ulama kakak-beradik pendiri Pondok Pesantren At Tauhidiyyah Cikura Bojong dan Giren Talang, yakni KH Ahmad Saidi dan KH Muhammad Hasani.

Syeikh Armia wafat pada 27 Muharram 1354 Hijriyah atau bertepatan dengan 1 Mei 1934 Masehi dan dimakamkan di area komplek Pondok Pesantren Cikura yang saat ini lebih dikenal dengan nama Pondok Pesantren At Tauhidiyyah Cikura.

Syeikh Armia lahir di desa Cikura dan merupakan putra bungsu dari Kyai Kurdi bin Mbah Suraprana. Beliau dilahirkan sekitar tahun 1830-an dan menjadi yatim setelah Kyai Kurdi meninggal disaat usianya masih belia dan Syeikh Armia kecil kemudian diasuh oleh pamannya.

Sanad keilmuannya diperoleh setelah Syeikh Armia menuntut ilmu ke berbagai pesantren dan ulama. Diceritakan beliau menuntut ilmu puluhan tahun hingga usianya menginjak umur 60 tahun.

Sekembalinya ke kampung halaman, Syeikh Armia dakwah mensyiarkan ilmu agama ke berbagai daerah di sekitar Cikura. Beliau mendirikan majelis ilmu bernama Majelis Ta’lim Aqou’idudin yang kemudian dilanjutkan putra-putranya salahsatunya adalah Syeikh Said menjadi Pondok Pesantren Syeikh Armia dan Kemudian oleh cucunya yakni KH Ahmad Saidi dan KH Muhammad Hasani Pesantren di Cikura ini berubah nama menjadi Pondok Pesantren At Tauhidiyyah.

Syeikh Armia memiliki lima orang anak, yakni Kyai Said, Kyai Abdul Khaliq, Kyai Sanadi, Nyai Aminah dan Kyai Rois. Putra pertama beliau yakni Kyai Said atau akrab disebut Syeikh Said bahkan menjadi ulama terkenal pada zamannya dan mempunyai karangan kitab Risalatul awwal, yakni kitab dasar ilmu tauhid yang kemudian hari menjadi buku pegangan ‘kurikulum wajib’ bagi beberapa lembaga pendidikan di Kabupaten Tegal dan sekitarnya. Wallahu’alam…. (Bersambung)

Untuk Syeikh Armia… Lahu, Al Fatihah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *