MEDIASI – Orang tua kita mungkin pernah menegur kita, “Jangan tidur abis subuh!” atau “Jangan duduk depan pintu!” dan Biasanya kita spontan bertanya, “Kenapa?”. Kata orangtua kita jawabnya “Ora ilok” atau “Pamali.”
Orangtua kita dahulu menyebut “ora ilok” atau “pamali” terutama di daerah Jawa dan Sunda, sebagai pantangan atau perbuatan yang tidak patut dilakukan. Kata “ora ilok” atau “pamali” dikatakan untuk menegur seseorang yang melakukan sesuatu pantangan.
Jika dikaji dan ditelusuri, ternyata beberapa hal yang dilarang dan disebut “ora ilok” atau “pamali” tersebut sebagian dilarang oleh para ulama salaf terdahulu, bahkan ada juga yang memiliki landasan dalil naqli dari Nabi Muhammad SAW.
Seperti yang termaktub (ditulis) di dalam Kitab Ta’lim al-Muta’allim karya
Imam az-Zarnuji (Lihat: az-Zarnuji, Ta’lim al-Muta’allim, halaman 43-44). Di dalam kitab Ta’lim disebutkan pantangan untuk tidur setelah subuh dan duduk di depan pintu, terutama bagi orang yang sedang menuntut ilmu (santri atau murid). Karena hal itu dikatakan akan menjadi musabab kefakiran ilmu dan rejeki.
Selain dua larangan itu, az-Zarnuji juga memaparkan pantangan-pantangan lainnya yang perlu dihindari dari para penuntut ilmu, termasuk orang awam juga.
Imam Az-Zarnuji paling tidak menyebutkan ada 35 sebab yang bisa menjadikan atau mewarisi seseorang jadi fakir dan terhalang rezekinya, yaitu:
- Akibat perbuatan dosa, terutama dosa berbohong;
- Terlalu banyak tidur, terutama setelah subuh;
- Tidur sambil telanjang;
- Buang air kecil dalam keadaan telanjang;
- Makan dalam keadaan junub;
- Makan sambil berbaring;
- Mengabaikan makanan yang terjatuh di meja makan;
- Membakar kulit bawang putih atau bawang merah;
- Menyapu rumah dengan kain;
- Menyapu rumah di malam hari;
- Menyapu sampah tidak langsung dibuang;
- Berjalan mendahului orang yang lebih tua (tanpa permisi);
- Memanggil orang tua dengan namanya;
- Menyela-nyela gigi dengan kayu kasar;
- Membasuh tangan dengan tanah atau debu;
- Duduk di tangga;
- Bersandar pada salah satu tiang pintu;
- Berwudhu di tempat peristirahatan;
- Menjahit baju yang sedang dipakai;
- Mengeringkan wajah dengan baju;
- Membiarkan sarang laba-laba di rumah;
- Melalaikan shalat;
- Tergesa-gesa keluar masjid setelah shalat subuh;
- Terlalu pagi berangkat ke pasar dan tidak buru-buru pulang darinya;
- Membeli bubuk roti atau makanan dari orang fakir;
- Mendoakan buruk kepada anak;
- Membiarkan wadah makanan tidak ditutup;
- Mematikan lilin atau lampu dengan tiupan nafas;
- Menulis dengan alat tulis yang sudah rusak;
- Menyisir dengan sisir yang rusak;
- Tidak mendoakan kebaikan untuk kedua orang tua;
- Mengenakan serban sambil duduk;
- Mengenakan celana sambil berdiri;
- Bersikap kikir;
- Cepat bosan, berlebihan, bemalas-malasan, dan bersikap lelet dalam mengerjakan sesuatu.