Mbah Nur Durya, Sang Wali ‘Jaga Kali’ Walangsanga

Ensiklopedi1955 Dilihat

MEDIASI – Mbah Nur Walangsanga merupakan sosok kiai desa yang sederhana. Dikenal dengan nama lengkap Mbah Nur Durya Bin Sayyid.

Mbah Nur hingga wafatnya pada 17 Desember 1988 M atau 9 Jummadil Awwal 1409 H menetap dan dimakamkan di Desa Walangsanga Kecamatan Moga, Pemalang. Beliau dikebumikan di rumah uzlahnya yang tepat berada di tepi sungai Paingan.

Silsilah Nasab dan Sanad Keilmuan Mbah Nur

Tentang riwayat silsilah nasab dan sanad keilmuan yang dimiliki beliau sangat sedikit atau sampai saat ini dikatakan masih menjadi misteri. Orang yang mengklaim sebagai keturunannya pun tidak punya catatan jelas tentang riwayat masa kecilnya dan pendidikan atau ilmu yang diperolehnya.

Berdasarkan penelusuran, Penulis pernah mendapat cerita dari salah tokoh Kiai yang pernah jadi ‘Panglima Musafir’ yakni Gus Jamil (Pengasuh Pesantren Ahlussunah Wal Jamaah), yang mengatakan bahwa Mbah Nur berasal dari Giri Kedaton dan mempunyai garis keturunan ‘darah biru’ yang sayangnya Gus Jamil sendiri tidak berkenan menceritakan detailnya).

Riwayat Mbah Nur, lanjut Gus Jamil, sudah ada dan ditulis lengkap oleh salah seorang peneliti namun belum dicetak menjadi buku. Lagi-lagi Gus Jamil tidak mau gamblang menceritakannya. Namun, ia bertutur bahwa pada masa kecil Mbah Nur bernama Kliwon dan termasuk ‘Wali Mastur’ (Waliyullah yang tersembunyi atau tidak ingin diketahui silsilahnya).

Sementara terkait silsilah keilmuannya, Penulis hanya memperoleh sekelumit cerita dari Almaghfurlah KH Abdul Aziz Syahmari (Pesantren Mislakhul Mu’atalimin Karangtengah), bahwa karomah yang dimiliki Mbah Nur salahsatu karena beliau tekun dan istiqomah mengamalkan ajaran yang termaktub dalam Kitab Bidayatul Hidayah Karangan Imam Ghozali. Kitab ini berisikan ajaran perpaduan antara Ilmu-ilmu Fiqih dan Tassawuf.

Mbah Nur sendiri, pernah diceritakan abah Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan (Rais ‘Am Jam’iyyah Ahli Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah) juga merupakan salah satu dari guru spiritualnya.

Hidup Uzlah di Pedalaman Pinggir Kali (Sungai)

Mbah Nur Walangsanga memilih tinggal di tempat yang sunyi dan jauh dari keramaian, yaitu di pinggir sungai yang berada di tengah-tengah area persawahan.
Beliau memilih uzlah atau mengasingkan diri demi bisa mendekatkan diri pada Allah SWT tepat di lereng bukit Gunung Sembung.

Dalam berdakwah di Desa Walangsanga, Mbah Nur giat mengajak para warganya untuk berdzikir taqorrub-an ilaa Allah dan selalu mengagung asma-Nya.

Mbah Nur juga dikenal sebagai pribadi yang kuat menjaga wudhunya. Beliau pun rela tidak tidur sepanjang malam untuk bermunajat kepada Allah SWT dan mendoakan orang-orang yang datang minta suwuk-doa padanya dan masyarakat serta bangsanya.

Dikisahkan, dulunya sebelum uzlah, selain berdakwah Mbah Nur sehari-hari bekerja dengan menggembalakan kerbau milik warga. Namun saat waktu salat tiba, dia tak pernah sekalipun meninggalkan salat berjamaah hingga wafatnya.

Selain itu, Mbah Nur juga dikenal sebagai seorang yang zuhud dan tidak cinta dunia.

Terkait keistimewaannya, ada banyak kisah keramat yang beliau miliki, diantaranya makam dan rumah Mbah Nur yang berada di pinggir sungai, walaupun berdempetan langsung dengan aliran air sungai, namun saat banjir bandang datang, air sungai tidak pernah sekalipun menyentuh atau merendam kediaman dan makam Mbah Nur. Air sungai seakan miring menghindari rumah dan makamnya.

Karomah lain yang dimilikinya juga disebutkan beliau seperti weruh sadurunge winarah (tahu sebelum persitiwa terjadi), melihat yang tersurat dari yang tersirat dan banyak lagi cerita karomah yang dimilikinya namun Penulis tidak tulis disini.

Namun demikian, yang pasti spiritualitas Mbah Nur sangat nyata, selama hidupnya beliau dalam ubudiyyah sholat selalu berjamaah tak pernah ia tinggal. Kebersahajaan hidupnya tercermin dari tempat tinggalnya sederhana di pinggir sungai. Dan, sepeninggal Mbah Nur tempat tinggal yang sekaligus merupakan lokasi makamnya selalu ramai dikunjungi para peziarah. Wallahu’alam. Lahu… Al Fatihah

Oleh : Abdul Azis Nurizun (Founder PP Babussalam Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *